Minggu, 29 Agustus 2010

Mengenang 117 Tahun Letusan Krakatau (27 Agustus 1883)

(Monumen Tsunami di Teluk Betung)

Bekas pelampung (buoy) ini terbawa gelombang Tsunami akibat letusan gunung Krakatau lama pada Agustus 1883. Tingginya sekitar 1,5 meter dengan diameter berkisar 2m. Sebelum disemayamkan di tempatnya sekarang yaitu taman Dipangga (Dipangga's Park) lampu ini pernah berpindah tempat.

Taman Dipangga terletak di kawasan Kupang Kota, Teluk Betung. Ketika gemuruh dan jeritan kendaraan yang protes digeber habis kemampuannya untuk mengatasi tanjakan Kupang, maka sebuah taman rimbun membelah jalan seakan memberi peringatan kedahsyatan gemuruh dan ledakan fenomena alam bernama tsunami 1883- yang mampu mengangkat setinggi dan membawa buoy sampai berkilometer jauhnya ke daratan.

Pelampung besi yang sebagian dimakan karat ini menjadi saksi bisu kedahsyatan ledakan Krakatau yang diikuti dengan Tsunami saat kejadian pada Senin pagi 27 Agustus 1883. Tidak ada prasasti, atau penjelasan lain yang menghidupkan monumen sehingga mampu bercerita kisah "hidupnya" - semua serba memprihatinkan.

Sebetulnya, kedatangan "buoy" atau masih ada hubungannya dengan sisa rerongsokan kapal perang uap berbendera Belanda bernama Berouw yang terbawa jauh ke gunung di kawasan Tanjung Karang. Kapal ini berkekuatan 30 tenaga kuda dengan panjang 6 kaki (10m) dan empat meriam merupakan kapal "besar" pada jamannya.

Menjelang ajalnya Berouw (remorse - Inggris) sang kapten sempat mengetuk kawat atau morse kepada rekannya kapal Loudon bahwa "arus terlalu luar biasa keras sehingga amat berbahaya merapat di pelabuhan Telok Betung" sehingga ia memutuskan tidak merapat dan turun jangkar.

Lalu kesaksian penumpang Loudon bahwa hari Senin jam 7:45 pagi 27 Agustus 1883, kapal Bearouw terangkat gelombang dan terbanting keras sampai ratusan meter ke sungai Kuripan. Ternyata bantingan tersebut belum berakhir. Pada jam 10:45 gelombang lebih dahsyat mampu mengangkat kapal setinggi 50 kaki (165m) dan sejauh dua mil (5km) dari awal terdampar.

Diduga semua awak kapal perang yang terdiri dari 4 Eropa dan 24 pribumi tewas. Jasad kapal hebatpun sudah menyatu dengan tanah, lantaran dimakan karat yang dibawa tetesan air sungai Kauripan. Satu-satu peninggalannya adalah Monumen Tsunami Dipangga...T_T God Bless You...

Sumber : wikimu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar