Rabu, 04 Februari 2009

Secuil Catatan

Lagi pusing mikir try out/UN? 

Gak pernah nyatet?!!! sering ngeremehin guru pas lg pelajaran?!!! huffttt...derita looo dehh!!! semoga Tuhan mengampuni kalian 
Janji eaaa jgn gitchu lagi XD, sebagai makhluk Tuhan nyang baek hati ni ada sedikit materi mapel Geo yg bs kalian pelajari (tp cuman secuil lohhh)


GEOGRAFI

Definisi geografi telah banyak dirumuskan dan dikemukakan oleh berbagai pihak yang berkompeten dari dahulu hingga saat ini. Banyak persamaan dan beberapa hal yang dikemukakan saling melengkapi. Namun satu definisi geografi yang saya anggap cukup singkat, komplit dan sesuai untuk menjelaskan pengertian geografi adalah definisi menurut :


Hasil Seminar dan Lokakarya Ikatan Geograf Indonesia (IGI) di Semarang pada Tahun 1988 :


"Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan".


Fenomena Geosfer mengkaji :
Fenomena fisik                     : Litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer

Fenomena non fisik/sosial  : Antrophosfer.

Litosfer            : Lapisan batuan bumi

Hidrosfer         : Lapisan air di bumi
Atmosfer         : Lapisan udara yang menyelimuti bumi
Biosfer            : Kehidupan flora dan fauna
Antrophosfer  : Kehidupan sosial umat manusia.


Sudut pandang kelingkungan : keterkaitan fenomena fisik/sosial dengan lingkungan alam disekitarnya.

Sudut pandang Kewilayahan    :  keterkaitan fenomena (fisik-fisik), (fisik-sosial), (sosial-fisik)(sosial- sosial) yang terjadi antara satu wilayah dengan wilayah lain.


Keruangan : batasan/lingkup/ruang dari suatu wilayah yang menjadi obyek studi/penelitian terkait dengan fenomena fisik atau sosial yang terjadi.



10 Konsep Essensial Geografi
Konsep : adalah suatu abstraksi/penggambaran secara umum dari suatu obyek studi/penelitian.
Essensial : mendasar
Geografi merupakan ilmu yang kompleks, sehingga perlu adanya konsep untuk mempermudah dan menyederhanakan lingkup studi dari obyek yang dipelajari. Konsep essensial dalam geografi mempunyai fungsi untuk memberikan penjelasan terhadap suatu obyek studi sehingga dapat dengan mudah dipahami dan dibedakan dengan obyek studi yang lain. Berikut adalah 10 Konsep Essensial Geografi yang telah dirumuskan oleh para ahli geografi dalam seminar dan lokakarya 1998 :

1. Lokasi

Lokasi terbagi 2 yaitu:

Lokasi absolute: lokasi suatu wilayah berdasarkan garis lintang dan garis bujur

Contoh : Indonesia terletak antara  6ºLU-11ºLS  dan 95ºBT-141ºBT.
Lokasi relatif: lokasi suatu wilayah berdasarkan pertimbangan dan karakteristik tertentu.
Contoh : Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Australia.

2. Jarak
Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu obyek yang bergerak, mulai dari posisi awal dan selesai pada posisi akhir.

Jarak dibagi menjadi jarak absolut dan jarak relatif.

Jarak absolut merupakan jarak yang ditarik garis lurus antara dua titik. Dengan demikian jarak absolut adalah jarak yang sesungguhnya.
Contoh: jarak Jakarta – Bandung adalah 300 km.

Jarak relatif adalah jarak atas pertimbangan tertentu misalnya rute, waktu, biaya, kenyamanan dsb.
Contoh : Jarak Bandung – Jakarta lebih cepat jika melalui jalur Puncak.

3. Keterjangkauan/Accessibility
Konsep Keterjangkauan yaitu mudah dijangkau atau tidaknya suatu tempat.
misalnya dari Jakarta ke Kota Cirebon lebih mudah dijangkau dibandingkan dengan dari Jakarta ke Ujung Kulon karena kendaraan Jakarta – Cirebon lebih mudah didapat dibandingkan dengan Jakarta – Ujung Kulon.

4. Morfologi
Konsep Morfologi yaitu bentuk lahan. Morfologi dapat dikaitkan dengan gejala lainnya seperti erosi, longsor, banjir dan lainnya.
Contoh: Kawasan puncak Bogor merupakan daerah dataran tinggi sehingga setiap kali musim hujan, akumulasi debit air di permukaan sungai akan mengalir menuju jakarta.

5. Aglomerasi
Konsep Aglomerasi yaitu pola-pola pengelompokan/konsentrasi suatu kegiatan tertentu.
Misalnya, masyarakat di kota cenderung mengelompok seperti permukiman elit terjadi karena adanya persamaan tingkat ekonomi mereka, pengelompokan pedagang dan sebagainya. Di desa masyarakat rumahnya menggerombol/mengelompok di tanah datar yang subur.

6. Nilai kegunaan
Konsep Nilai Kegunaan yaitu nilai suatu tempat mempunyai kegunaan yang berbeda-beda dilihat dari fungsi dan karakteristiknya.
Contoh : Daerah Kuta Bali mempunyai nilai guna sebagai tempat hiburan dan wisata.

7. Pola
Pola yaitu persebaran fenomena/gejala geosfer tertentu.
Contoh : pola pemukiman yang memanjang sungai, yang berbentuk garis sungai dan sebagainya. Pola Gunung api di Indonesia paling banyak terdapat di sepanjang Sumatera-Jawa-Bali dan Nusa Tenggara.

8. Perbedaan wilayah
Perbedaan wilayah yaitu fenomena yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya atau kekhasan suatu tempat.
contoh : daerah kutub memilki karakteristik yang berbeda dengan daerah gurun.

9. Interaksi dan Interdependensi
Konsep Interaksi dan Interdependensi yaitu keterkaitan dan ketergantungan satu tempat dengan tempat lainnya.
Misalnya antara kota dan desa sekitarnya terjadi saling membutuhkan. Pulau Kalimantan memasok sayuran dari Pulau Jawa.

10. Keterkaitan keruangan
Konsep Keterkaitan Keruangan (Asosiasi) yaitu menunjukkan derajat keterkaitan antar wilayah, baik mengenai alam atau sosialnya. Misalnya hubungan antara daerah pantai dengan mata pencaharian penduduknya, hubungan antara letak geologis dengan penyebaran gunung api.


Perkembangan Pandangan Geografi
Pandangan Geografi mengalami perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu sehingga definisinya pun berubah. Pandangan geogarafi dibagi mengjadi 5 bagian, yaitu pandangan geografi klasik, pandangan geografi modern, pandangan geografi akhir abad 19, pandangan geografi abad 20, pandangan geografi mutakhir.

Pandangan Geografi klasik
Pada zaman Yunani kuno pandangan mengenai bumi masih dipengaruhi oleh mitologi. Namun sejak abad ke 6 SM pengaruh mitologi semakin berkurang denganberkembangnnya ilmu pengetahuan sehingga pengetahuan bumi mulai didasarkan atas ilmu alam, ilmu pasti, dan logika.
Orang yang pertama kali menguraikan seluk belukkeadaan suatu tempat adalah Herodotus (485 – 428 SM). Herodotus membuat laporan perjalanannya selama melakukan penjelajahan benua dan saudera disertai dengan gambar-gambar dan peta. Laporan perjalanan tersebut dinamakan Logografi.
Thales (640 – 548 SM) beranggapan bahwa bumi berbetuk keeping silinder yang terapung di atas air. Seabad kemudian pendapat Thales tidak dipakai lagi karena adanya pendapat baru yang dikatakan oleh Parmenides, yaitu bentuk bumi sebenarnya adaah bulat.
Heraclides (sekitar 320 SM) mengemukakan bahwa bumi berputar pada sumbunya dari Barat ke Timur. Selain dariitu diketahui pula adanya zona iklim. Meskipun belum diketahui penyebabnya adalah letak sumbu bumi yang miring.
Strabo (64 – 20 SM) dalam bukunya yang berjudul Geographica menjelaskan bahwa studi Geografi tidak hanya mempelajari dimensi dan wilayah, tetapi juga tentang lokasinya.Selain itu juga mempelajari korelasi antaramanusia dan lingkungan alamnya.
Claudius Ptolomeus dalam bukunya yang berjudul Geographike Unphegesis (pertengahan abad ke-2) menjelaskan bahwa geografi adalah suatu bentuk penyajian dengan peta terhadap sebagian permukaan Bumi yang menunjukkan kenampakan umum. Menurut Ptolomeus Geogrfi lebih mengutamakan hal-hal atau fenomena yang bersifat kuantitatif. Ptolomeus juga merupakan seorang ahli dalam pembuatan peta. Dia menyumbangkan kumpulan peta yang kemudian dikenal sebagai atlas Ptolomeus.
Seorang filsafat dari arab Ibnu Khaidun (1332 – 1406). Menulis buku sejarah yang dapat dikatakan sebagai embrio ilmu kemasyarakatan . Ibnu memperhatikan masalah irigasi, kehidupan bangasa nomad, dan aktivitas perdagangan di daerah gurun.
Pandangan geografi Modern
Pandangan Geografi Modern pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant (1724- 1804). Menurut Kant geografi adalah disiplin ilmiah yang obyek studinya adala benda-benda atau gejala – gejala yang keberadaannya tersebar dan berasosias dalam ruang (space).
Alexander Von Humbolt (1769 – 1859) lebih berminat pada kajian fisik dan biologi. Humbolt adalah ilmuwan Jerman yang mengikuti perjalanan ke Amerika. Hasil dari perjalanan itu adalah sebuah deskripsi tentang hubungan antara ketinggian tempat dan vegetasi yang mendiaminya.
Karl Ritter (1779 – 1859) membuat uraian yang sejalan dengan pemikiran Humbolt. Ritter menganggap bumi sebagai tempat tinggal manusia dan menggolongkannya menjadi wilayah alamiah, terurtama berdasarkan bentang alamnya, serta mempelajari unit wilayah tersebut.
Pandangan Geografi akhir abad ke- 19
Pada abad 19 geografi dipusatkan pada hewan, tumbuhan, dan iklim terutama pada bentang alamnya.
George Peskins Marsh (1801 – 1882) adalah seorang ahli Gografi dari Amerika Serikat yang perhatiannya adalah tentang pentingnya melakukan konservasi terhadap sumber daya. Marsh menekankan bahwa bukan permukaan bumi yang menentukan kehidupan manusia, tetapi manusia mengubah permukaan bumi demi kehidupan yang lebih baik. Akan tetapi, keadaan akan menjadi lebih buruk apabila manusia merusak lingkungannya.
John Wisley Powell (1834 – 1902) adalah juga seorang geografi asala Amerika yang mempelajari bentang alam dan sumber daya air untuk dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh manusia.
Friedrich Ratzel (1844 – 1904) mempelajari pengaruh lingkungan fisik terhadap kehidupan manusia. Ratzel dikenal tokoh Geografi yang berpaham Fisik determinis. Pendapatnya yang terkenal adalah alam sangat menentukan kehidupan manusia.
Pandangan Geografi abad ke-20
Salah satu ciri pandangan geografi abad ke 20 adalah kajiannya yang bercorak Sosial budaya.
Vidal De La Blache ( 1854 – 1918) mengemukakan pendapatnya bahwa kajian Geografi harus menyatukan faktor manusia dan faktor fisik karena tujuan geografi untuk mengetahui adanya interaksi antara manusia dan lingkungan fisiknya.
Pandangan geografi Mutakhir
E.A Wrigley (1965) mengemukakan pendapatnya bahwa metode analisis dapat digunakan dalam kajian geografi selama analisis tersebut mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
Pandangan geografi mutakhir juga di kemukakan oleh ahli geografi Inggris Roger Minshull (1970) bahwa geografi adalah strudi tentang ruang, tempat, sebaran, dan susunan dalam ruang.
Pandangan geografi mutakhir juga di tandai oleh adanya kajian- kajian geografi yang bersifat tematik dalam suatu wilayah.
Geografi ortodoks dan geografi terintegrasi
Perbedaan pandangan terhadap geografi menghasilkan pengertian yang berbeda-beda sehingga tidak dapat diterima setiap orang.
Tetapi mereka mengakui elemen-elemen yang sama dalam geografi yaitu sebagai berikut:
  1. Para ahli geografi mengakui adanya persamaan dengan Ilmu pengetahuan bumi yang wilayah kajiannya sama yaitu, daerah permukaan bumi dan ruang yang bersifat abstrak.
  2. Para ahli geografi memiliki perhatian yang sama yaitu persebaran manusia dalam ruang dan hubungan manusia dengan lingkungannya.
  3. Para ahli geografi mengakui adanya unsur-unsur yang sama dalam geografi antara lain jarak, interaksi, gerakan( mobilitas ), dan persebaran.
Georafi ortodoks
Geografi ortodoks adalah geografi yang melakukan kajian terhadap suatu wilayah dan analisis terhadap sifat-sifat sistematisnya. Geografi ortodoks dibagi menjadi 5 bagian yaitu:
a) Geografi fisik mengkaji fenomena fisik geosfer
b) Geografi manusia mengkaji hubungan manusia
c) Geografi regional mengkaji perwilayahan dan cultural
d) Geografi teknik mengkaji teknik Geografi
e) Geografi filsafat kajian terhadap hakikat Geografi
Geografi terintergrasi
Geografi terintergrasi adalah kajian geografi sistematik dan regional sehingga disebut geografi terpadu
Dalam melakukan studi atau penelitian geografi perlu berpedoman pada 5W +1H
1.What = Apa =Fenomena apa yang terjadi?
2. Where = Dimana = Dimana fenomena tersebut terjadi?
3. When = Kapan = Kapan fenomena tersebut terjadi?
4. Why = Mengapa = Mengapa fenomena tersebut bisa terjadi?
5. Who = Siapa = Siapa/apa yang mempengaruhi terjadinya fenomena tersebut?

1.      H = How to solve the problem = Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?

Ruang Lingkup Geografi
Ruang lingkup = ruang/space yang dipelajari dalam geografi
Fenomena Fisik / Alam           :  Lithosfer, Hidrosfer, Atmosfer dan Biosfer
Fenomena Sosial                     : Interaksi manusia dan lingkunganya.

Obyek Studi Geografi
Obyek studi = Obyek/target yang menjadi bahan pembelajaran/penelitian


Obyek studi = Obyek/target yang menjadi bahan pembelajaran/penelitian
Karena obyek kajian geografi sangat luas, sehingga diperlukan ilmu-ilmu lain guna mendukung studi geografi, antara lain :
No
Obyek
Ilmu Pendukung
Obyek
1
Lithosfer
Geologi, Mineralogi, Petrologi
Batu, tanah, mineral, bahan tambang
2
Hidrosfer
Hidrologi, Oseanografi
Perairan di permukaan bumi
3
Atmosfer
Meteorologi, Klimatologi
Cuaca dan iklim
4
Biosfer
Biogeografi
Flora dan fauna
5
Antroposfer
Sosiologi, Antropologi
Kehidupan manusia

Pendekatan Dalam Geografi
Dalam melakukan suatu studi/penelitian memerlukan adanya pendekatan terhadap masing-masing obyek yang akan dipelajari/diteliti sehingga apa yang akan dipelajari/diteliti dapat terungkap dengan jelas. Adapun pendekatan dalam geografi antara lain :

Pendekatan Keruangan (Spatial Approach) :
Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi/keberadaan ruang sebagai penekanan. Cara pandang suatu keberadaan ruang dalam geografi menekankan pada Struktur (Spatial Structure), Pola (Spatial Pattern) dan Proses (Spatial Processess).
Contoh :
Daerah Gunung Kidul Yogyakarta mempunyai struktur tanah berupa tanah kapur/karst, sebagian besar kenampakan pola permukaan yang dapat dijumpai di sana adalah perbukitan, perbukitan karst terjadi karena adanya proses naiknya dasar laut akibat pergerakan lempeng yang terjadi semenjak ribuan tahun yang silam.
Pendekatan Kelingkungan (Ecological Approach) :
Pendekatan kelingkungan dalam geografi menekankan pada dampak dari terjadinya suatu fenomena (fisik/sosial) terhadap keberadaan suatu ekosistem/lingkungan hidup yang ada di sekitarnya.
Contoh :
Di tengah kota Tangerang dan Bekasi terdapat banyak industri yang tidak mendaur ulang limbah kimianya, sehingga limbah kimia yang tidak memenuhi standar kelayakan bagi lingkungan dibuang begitu saja ke sungai sehingga mengakibatkan matinya berbagai jenis ikan, pendangkalan sungai, dan erosi tanah di sepanjang aliran sungai sebagai akibat melemahnya kemampuan ikatan struktur tanah karena terkontaminasi limbah kimia.
Pendekatan Kompleks Kewilayahan (Regional Complex Approach) :
Pendekatan kompleks kewilayahan merupakan penggabungan dari pendekatan keruangan dan kelingkungan yang kemudian dikaitkan dengan fenomena (fisik/sosial) yang terjadi pada wilayah lain.
Contoh :
Karena kerusakan ekosistem sungai di Tangerang dan Bekasi, sehingga mengakibatkan menurunnya pendapatan nelayan di muara sungai dan pantai Jakarta Utara. Ikan dan berbagai nutrisi alami sungai merupakan sumber makan bagi sebagian jenis ikan di laut, sehingga rusaknya ekosistem sungai mengakibatkan hilangnya ekosistem di sekitar muara dan pantai. Menurunya hasil tangkapan ikan dari para nelayan mengakibatkan harga ikan di pasar Jakarta secara berkala mengalami kenaikan. Naiknya harga ikan mengakibatkan naiknya pula biaya hidup di bagi masyarakat Jakarta.

PRINSIP-PRINSIP GEOGRAFI
Dalam studi geografi, kita mengenal empat prinsip utama, yaitu prinsip persebaran, interrelasi, deskripsi, dan korologi. Keempat pinsip ini merupakan dasar dalam uraian, pengkajian, dan pengungkapan gejala, variabel, faktor, dan masalah geografi (Nursid Sumaatmadja, 1988 : 42).

1. Prinsip persebaran, artinya bahwa gejala, kenampakan, dan masalah yang terdapat di ruang muka bumi persebarannya sangat bervariasi. Ada yang tersebar secara merata, bergerombol di wilayah-wilayah tertentu, ataupun sama sekali tidak merata. Karena itu, dapat diketahui di daerah mana saja objek tersebut berada? Bagaimana persebarannya? Misalnya, persebaran daerah rawan longsor di Jawa Barat. Oleh karena tidak semua wilayah Jawa Barat merupakan daerah rawan longsor maka di wilayah mana saja terdapat daerah longsor? Jawabannya terdapat di sekitar Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat.
2. Prinsip interrelasi, artinya bahwa antara komponen atau aspek-aspek lingkungan geografi senantiasa ada hubungan timbal balik atau saling keterkaitan satu sama lain. Prinsip interrelasi didasarkan pada hubungan antara satu gejala dengan gejala lain atau antara objek fisik yang satu dengan objek fisik lainnya, objek fisik dengan sosial, atau sosial dengan sosial lainnya. Misalnya, daerah longsor sangat berkaitan dengan morfologi wilayahnya. Karena Zona Selatan Jawa Barat merupakan wilayah pegunungan maka morfologinya berbukit-bukit, sehingga memiliki banyak lereng yang terjal.
3. Prinsip deskripsi, merupakan cara pemaparan hasil pengkajian studi geografi terhadap gejala, fenomena atau masalah yang ada. Penjelasan atau deskripsi hasil pengkajian tersebut dapat berupa uraian, peta, chart, tabel, grafik, citra, ataupun media lainnya. Misalnya, melalui peta dapat dilihat persebaran daerah rawan longsor Jawa Barat.
4. Prinsip korologi, merupakan gabungan atau perpaduan dari ketiga prinsip di atas. Dalam prinsip ini gejala dan permasalahan geografi dianalisis persebarannya, interaksi dan interrelasinya dari berbagai aspek yang mempengaruhinya. Misalnya, dapat diketahui bahwa sering terjadinya longsor di Zona Selatan Jawa Barat karena morfologinya yang berbukit-bukit. Selain itu, mungkin juga dipengaruhi oleh aktivitas manusia yang membuka hutan untuk lahan pertanian atau memotong lereng untuk jalan.
Dalam mengakaji fenomena geosfer, keempat prinsip ini saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

LITHOSFER
Berasal dari bahasa Yunani
Lithos : Berbatu
Sphere/Sphera : Padat
Litosfer : Lapisan kulit/kerak bumi paling luar yang tersusun oleh batuan.



LAPISAN BUMI
1.      KULIT/KERAK BUMI/LITHOSFER
            Kerak bumi = Lithosfer/kulit bumi
            Lempeng = Pecahan dari kerak bumi
a.       Kerak Benua terdiri dari kristal padat tersusun atas unsur Silika Aluminium bersifat asam dan rapuh, mempunyai ketebalan antara 20-70km.
b.      Kerak Samudera massanya lebih berat dibanding dengan kerak benua tersusun atas unsur Silika Magnesium bersifat basa berat jenis lebih tinggi dengan warna gelap, mempunyai ketebalan antara 5-10km.
Pada kulit/kerak bumi pada tiap kedalaman 100m mengalami kenaikan suhu sebesar 3°C atau biasa disebut dengan Gradien Geothermis.
2.      MANTEL BUMI/LAPISAN SELUBUNG
Mantel Atas = Astenosfer –Liat: Fe, Mg, Ca, Na, silikat Al
Mantel Bawah = Mesosfer–Padat : Mg, Silikon dioksida SiO2
Mantel bumi sebagai pusat dapur magma memiliki suhu
berkisar antara (1400°C - 3000° C)
3.      INTI BUMI/BARISFER/CORE
-          Inti Bumi Luar 2250km, Suhu 2200 °C -5000 ° C
-          Inti Bumi dalam 1220km, Suhu ± 5000 ° C
Inti bumi bersifat padat. Penyusun utamanya adalah Nikel (Ni) dan Besi/Ferum (Fe).

Berdasarkan proses pembentukannya, Batuan dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
- Batuan Beku
- Batuan Sedimen
- Batuan Malihan/ Metamorf
BATUAN BEKU / IGNEOUS ROCK
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi 3 yaitu :
            1. Batuan Tubir/ Batu Beku Dalam/Plutonik
            Batuan yang terbentuk karena pembekuan magma jauh di dalam bumi (15-50km). Pendinginan yang terjadi sangat lambat, batuannya besar-besar dan berstruktur holokristalin atau terbentuk dari kristal sempurna. Batuan ini dicirikan dengan komposisi kristal berukuran besar/kasar (faneritik), mudah dibedakan secara mata telanjang (Megaskopis). Plutonik diambil dari nama Dewa Bangsa Yunani kuno, dewa penguasa bumi.
            Contoh : Granit, Diorit dan Gabro.
2. Batuan Korok / Batu Beku Gang
             Batuan beku korok/gang: adalah batuan beku yang terbentuk di korok atau celah kerak bumi sebelum magma sampai ke permukaan bumi. Prosesnya agak cepat, sehingga struktur kristalnya kurang sempurna.
            Contoh : Granit Profir, Liparit, Diorit Fosfir.
3. Batuan Leleran/ Batu Beku Luar
            Batuan yang terbentuk sebagai akibat magma/lava yang mengalir ke permukaan bumi kemudian mendingin dan membeku dengan cepat, dicirikan dengan komposisi kristal sangat halus (Amorf)
            Contoh :
            Basal,  andesitobsidianscoria, batu apung (pumice).

BATUAN SEDIMEN / ENDAPAN / SEDIMENTARY ROCK
            Batuan yang terbentuk sebagai akibat pengendapan material yang berasal dari pecahan bongkahan batuan yang hancur karena proses pelapukan yang kemudian terangkut (tertransportasi) oleh air, angin atau es dan terakumulasi dalam suatu tempat (cekungan) kemudian termampatkan (compacted) menjadi satu lapisan batuan yang baru. Batuan sedimen mempunyai ciri berlapis, sebagai akibat terjadinya perulangan pengendapan.
            Berdasarkan tenaga pengangkutnya batuan sedimen dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
•      Batuan Sedimen Aeris/Aeolis :
            berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh angin.
            Ex : tanah loss, tanah tuf.
•      Batuan Sedimen Glasial :
            berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh gletser
            Ex : Moraine/ batuan morena
•      Batuan Sedimen Aquatis :
            berasal dari pengendapan butir-butir batuan oleh air sungai, danau, atau air hujan.
            Ex : Breksi, Konglomerat, Batu Pasir
BATUAN MALIHAN / METAMORF
            Batuan malihan terbentuk karena terjadinya penambahan suhu atau penambahan tekanan yang tinggi dan terjadi secara bersamaan pada batuan sedimen atau batuan beku. Ex : Batu Marmer, Batu Sabak, Kuarsit.
Batuan Metamorf Dibedakan menjadi 3 yaitu :
1) Metamorf kontak:
    Terbentuk akibat suhu yg sangat tinggi.
Contoh : Batuan yg letaknya dekat dg dapur magma, seperti batuan kapur akan berubah menjadi batu marmer/pualam.
Tumpukan vegetasi / fosil tumbuhan akan berubah menjadi batu bara.
2) Metamorf dinamo/ kinetis:
Terbentuk akibat tekanan kuat dalam waktu lama.
Contoh : Batu sabak (Slate)
3) Metamorf Pneumatolitis Kontak:
Terbentuk akibat pengaruh panas dan kemasukan unsur lain, seperti gas fluor dan borium.
Contoh : kuarsa dan gas borium berubah menjadi tourmaline, kuarsa dengan gas florin menjadi topaz (permata kuning).


PEMBENTUKAN MUKA BUMI
Diatropisme : Pembentukan kembali kulit bumi sehingga tercipta gunung, lembah, lipatan dan sesar atau retakan.
Diatropisme dibagi menjadi 2 :
1. Epirogenesa : Pengangkatan daratan/Lempeng benua pada wilayah yang luas dengan laju lambat .
            Epirogenesa dibedakan menjadi 2 :
- Epirogenesa positif, yaitu gerakan yang mengakibatkan turunnya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan air laut terlihat naik.
Contoh : akibat dari tenaga epirogenesa positif adalah turunnya pulau-pulau di Indonesia Bagian Timur
- Epirogenesa negatif, yaitu gerakan yang mengakibatkan naiknya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan air laut terlihat turun.
Contoh akibat dari tenaga epirogenesa negatif adalah pengangkatan benua Asia.

            2. Orogenesa : pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat dan meliputi wilayah yang sempit.  Tektonik Orogenesa biasanya disertai proses pelengkungan (Warping), lipatan (Folding), patahan (Faulting) dan retakan (Jointing). Ex : Deretan Pegunungan Mediterania





SESAR

     Sesar/Patahan/Fault adalah bentuk-bentuk alam di permukaan bumi sebagai akibat adanya proses pematahan pada lapisan kulit bumi sehingga batuan sebelah bergeser satu sama lain.
            Lembah akibat turunnya salah satu blok batuan disebut slenk atau graben.
            Blok yang menyembul ke atas disebut horst
  1. Sesar Naik (Thrust fault atau Reverse fault)
  2. Sesar Turun (Normal fault)
  3. Sesar Mendatar (Strike slip fault atau Transcurent fault atau Wrench fault
  4. Sesar Diagonal (Oblique atau diagonal fault)





ATMOSFER
Struktur Vertikal Atmosfer

1.Lapisan troposfer 
Gejala cuaca (awan, petir, topan, badai, dan hujan) terjadi di lapisan ini. Suhu udara pada permukaan air laut sekitar 27 derajat Celcius dan semakin naik ke atas, suhu semakin turun. Setiap kenaikan 100m suhu berkurang sekitar 0,61 derajat Celsius. Penurunan suhu terhadap ketinggian ini biasa disebut sebagai temperatur lapse rate
Contoh :
Berapakah suhu udara di Kota Wonosobo yang memiliki ketinggian 800 mdpl? 
800 m 
= 26,3°C – { 0,65°C x――― } 
100 m 
= 26,3°C – { 0,65°C x 8 }
= 26,3°C – 5,2°C
= 21,1°C
Pada lapisan ini terjadi peristiwa cuaca seperti hujan, angin, musim salju, kemarau, dan sebagainya.`terletak di atasnya (dapat melalui konduksi, konveksi, adveksi, dan turbulensi), serta ada proses kondensasi dan sublimasi yang dilepaskan oleh uap air atmosfer. 
Konduksi : proses pemanasan secara merambat atau bersinggungan.
Konveksi : proses pemanasan secara vertikal.
Adveksi: proses pemanasan secara horizontal. 
Turbulensi : proses pemanasan secara tidak beraturan.
Kondensasi : proses pendinginan yang mengubah wujud uap air menjadi air.
Sublimasi : proses perubahan wujud es menjadi uap air.
Lapisan stratosfer 
Lapisan atmosfer di atas tropopause merupakan lapisan inversi, artinya suhu udara bertambah tinggi (panas) seiring dengan naiknya ketinggian. Disebut juga lapisan isothermis. Kenaikan suhu ini disebabkan oleh lapisan ozonosfer yang menyerap radiasi ultraviolet dari matahari. Bagian atas stratosfer dibatasi oleh permukaan diskontinuitas suhu yang disebut stratopause. Stratopause terletak pada ketinggian 60 km dengan suhu 0°C. 
2. Lapisan mesosfer 
Adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga lapisan keempat, termosfer. Udara yang di sini akan mengakibatkan pergeseran berlakudengan objek yang datng dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi terbakar lapisan ini. Kurang lebih 25 mil atau 40km di atas permukaan bumi, saat suhunya berkurang dari 290 K hingga 200 K, terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, hingga menjadi sekitar -143°C (dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km di atas permukaan bumi). Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Antara lapisan Mesosfer dan lapisan Atmosfer terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause.
3. Lapisan termosfer 
Lapisan ini terletak pada ketinggian 85-300 km yang ditandai dengan kenaikan suhu dari -100°C sampai ratusan bahkan ribuan derajat. 
Bagian atas lapisan atmosfer dibatasi oleh termopause yang meluas dari ketinggian 300- 1000 km.
4. Lapisan Ionosfer
Lapisan Ionosfer  terbentuk akibat reaksi kimia merupakan lapisan pelindung bumi dari batu meteor yang berasal dari luar angkasa karena ditarik oleh gravitasi bumi. Pada lapisan Ionosfer ini, batu meteor terbakar dan terurai. Jika ukurannya sangat besar dan tidak habis terbakar di lapisan udara Ionosfer ini, maka akan jatuh sampai ke permukaan bumi yang disebut Meteorit.
Fenomena aurora yang dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi pada lapisan ini.
Pengertian Lapisan Termosfer sebagai Lapisan Atmosfer
5. Lapisan Termosfer
Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juga disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkatnya ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu :
1. Lapisan Ozon Terletak antara 80 – 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan Ozon mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suhu udara di sini berkisar – 70° C sampai +50° C .
2. Lapisan udara F Terletak antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara appleton.
3. Lapisan udara atom Pada lapisan ini, materi-materi berada dalam bentuk atom. Letaknya lapisan ini antara 400 – 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200° C .
6. Lapisan Eksosfer
Eksosfer adalah lapsan bumi yang terletak paling luar. Pada lapisan ini terdapat refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga dikenal sebagai cahaya Zodiakal.
KELEMBABAN UDARA
Kelembaban nisbi (RH) mempunyai dua pengertian, yaitu:
a.       Perbandingan jumlah uap air yang ada secara nyata (actual) dengan jumlah uap air maksimum yang mampu dikandung oleh setiap unit volume udara dalam suhu yang sama.
Contoh:
Dalam suhu 200C, kemampuan maksimum udara menampung uap air adalah 25 gr/m3. Berdasarkan hasil pengukuran secara langsung, diketahui kandungan uap air dalam udara adalah 20 gr/m3. Untuk mencari kelembaban nisbinya digunakan rumus:
RH =  e/E x 100%
RH =  20/25 x 100%
RH = 80 %
RH = kelembapan nisbi dalam persen
e    = kandungan uap air hasil pengukuran secara langsung
E    = kemampuan maksimal udara dapat menampung uap air
b.      Banyaknya tekanan uap yang ada secara nyata (actual) dengan tekanan uap maksimum pada suhu yang sama.
Contoh:
Tekanan uap maksimum pada suhu 150 adalah 1.000 mb (E), sedangkan tekanan uap hasil pengukuran (e) adalah 800 mb, maka kelembaban nisbi di daerah itu adalah;
RH = e/E x 100% = 800/1000 x 100% = 80%
Kelembapan relative diukur dengan alat yang disebut Higrometer atau Psychrometer Asmann.

HIDROSFER
Berdasarkan alurnya, siklus hidrologi dibedakan menjadi 3, yaitu :

1.      Siklus pendek/kecil : air menguap karena adanya penyinaran matahari, mengalami pengembunan (kondensasi), menjadi awan dan jatuh sebagai hujan di laut.
2.      Skilus sedang : air menguap karena adanya penyinaran matahari, mengalami kondensasi, terbawa angin, membentuk awan di atas daratan, jatuh sebagai hujan lalu masuk ke tanah dan sebagian masuk ke sungai dan kembali lagi ke laut.
Siklus panjang/besar : air laut menguap karena adanya penyinaran matahari, menjadi gas, membentuk kristal-kristal es di atas laut, terbawa angin hingga ke dataran tinggi, jatuh sebagai salju, mencair menjadi gletser, masuk ke sungai dan kembali lagi ke

 Istilah-istilah Dalam Siklus Hidrologi
a.       Evaporasi : Penguapan benda abiotik dan merupakan proses perubahan wujud air menjadi gas.
b.      Transpirasi : Proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan melalui stomata atau mulut daun.
c.       Evapotranspirasi : proses gabungan antar evaporasi dan transpirasi.
d.      Kondensasi : Proses perubahan wujud dari uap air menjadi air akibat pendinginan
e.       Presipitasi : Segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, salju dan es.
f.       Run  off (Aliran permukaan) : Pergerakan air di atas permukaan tanah melalui sungai dan anak sungai.
g.      Infiltrasi : Peresapan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori-pori tanah.
h.      Perkolasi : Peresapan air ke dalam tanah, dari lapisan tanah yang lebih tinggi ke lapisan yang lebih rendah.

Sungai menurut jumlah airnya dibedakan :
1.     Sungai Permanen - yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
2.     Sungai Periodik - yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.
3.     Sungai Intermittent atau sungai episodik - yaitu sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba.
4.     Sungai Ephemeral - yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
Sungai menurut genetiknya dibedakan :
1.     Sungai Konsekwen yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng
2.     Sungai Subsekwen yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekwen
3.     Sungai Obsekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekwen
4.     Sungai Insekwen yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng daratan
5.     Sungai Resekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah dengan sungai konsekwen

INDUSTRI
Pengertian industri dan penggolongannya
1. Pengertian Industri
a. Dalam arti sempit :
Dalam arti sempit, industri adalah usaha manusia mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
b. Industri dalam arti luas
Dalam arti luas, sebagaimana terdapat pada Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, yang dimaksud Industri adalah Kegiatan ekonomi yang mengolah bahan menta, bahan baku, barang jadi, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang nilai yang lebih tinggi untuk penggunanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Dari pengertian industri secara luas, ditemukan istilah yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Kegiatan ekonomi adalah aktivitas manusia yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang bertujuan menghasilkan barang dan jasa.
b. Bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya alam dan yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut. Misalnya, kapas, untuk industri tekstil, batu kapur untuk industri semen, dan kayu gelondongan untuk industri mebel.
c. Bahan baku industri adalah bahan mentah yang diolah atau tidak diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri. Misalnya kayu olahan untuk industri mebel, lembaran besi baja untuk industri pipa dan benang (kapas yang telah dipintal untuk industri garmen atau tekstil.
d. Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau bahan baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses industri yang dapat diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. Misalnya, lembaran kain dibuat industri pakaian; kerangka mebel untuk industri meja dan kursi; lembaran kertas untuk buku tulis, majalah, Koran, dan industri barang-barang cetakan.
e. Barang jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk konsumsi akhir ataupun siap dipakai sebagai alat produksi. Misalnya industri pakaian jadi (celana, baju, dan jaket); industri mebel (meja kursi, dan lemari); industri semen ; industri minyak goring.
f. Kegiatan rancang bangun adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan perencanaan pendirian industri atau pabrik secara keseluruhan atau bagian-bagiannya.
g. Perekayasaan industri adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan perancangan atau pembuatan mesin atau peralatan pabrik dan peralatan industri lainnya.
h. Mengolah menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi, untuk penggunannya. Maksudnya menjadikan barang bernilai lebih tinggi baik secara ekonomi maupun pemanfaatannya. Termasuk dalam kegiatan ini adalah perusahaan yang melakukan kegiatan jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling).
Secara umum, syarat berdirinya suatu industri antara lain sebagai berikut :
a. tersedia bahan mentah atau bahan baku
b. tersedia tenaga kerja, baik tenaga ahli maupun tenaga di bidang produksi.
c. Tersedia pasar (konsumen) baik di dalam negeri maupun di luar negeri
d. Tersedia modal usaha
e. Tersedia jaringan transportasi dan komunikasi yang memadai
f. Stabilitas yang mantap
g. Kemauan kerja keras dari masyarakat.
Berdasarkan bahan baku industri dibagi menjadi :
1) Industri ekstraktif
Suatu industri yang bahan bakunya diambil dari alam langsung.
Industri ekstraktif terbagi lagi menjadi :
v Industri reproduksi
v Industri manufaktur
2). Industri Non – ekstraktif
Yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh secara langsung dari alam.
3). Industri Fasilitatif
Industri ini disebut industri jasa, karena bergerak dalam bidang pelayanan jasa fasilitatif
Berdasarkan hasil produksi dibedakan menjadi :
     1)   Industri berat
Industri ini menghasilkan mesin-mesin alat produksi bahan baku dan bahan penolong.
2). Industri ringan
Industri ringan merupakan industri yang menghasilkan barang-barang jadi.
3) Industri Campuran
Industri campuran merupakan industri yang membuat lebih dari satu barang karena hasilnya diperlukan.
Berdasarkan produktifitas perorangan
Industri ini digolongkan menjadi 3, yaitu :
1) Industri primer
Industri tanpa mengolah lebih lanjut
2) Industri Sekunder
Industri yang bentuk pengolahannya lebih lanjut
3) Industri Tersier
Industri yang berkaitan dengan jasa pelayanan yang luas.

Wilayah Pusat pertumbuhan Industri (WPPI)
WPPI adalah suatu bentang alam yang terdiri atas beberapa daerah yang memiliki potensi untuk tumbuh dan berekembangnya kegiatan industri dan memiliki keterkaitan ekonomi yang bersifat dinamis karena didukung oleh sistem perkembangan yang mantap. Zone industri adalah wilayah dalam WPPI.
Kawasan Industri Indonesia terbagi ke dalam delapan Wlayah Pusat Pertumbuhan Industri ( WPPI) sebagai berikut :
a. WPPI Sumatra bagian Utara berlandaskan potensi sumber daya alam
b. WPPI Sumatra bagian selatan ( termasuk Banten ) berdasarkan potensi ekonomi batu bara, minya bumi, timah, dan mineral industri, seperti kapur, dan kaolin.
c. WPPI Jawa dan Bali (tanpa Banten) berlandaskan pada pasaran yang baik, tenaga kerja yang terampil, sumber energi, dan system pertanian yang maju.
d. WPPI Kalimantan bagian Timur berlandaskan pada potensi gas dan batu bara.
e. WPPI Sulawesi berlandaskan pada potensi pertanian, perikanan, nikel, aspal, kapur, dan kayu.
f. WPPI Batam dan Kalimantan Barat berlandaskan pada letak strategis, potensi hasil laut, dan gas alam
g. WPPI Indonesia Timur bagian selatan, berlandaskan potensi sumber daya alam, buidaya dan tenaga trampil untuk industri kecil
h. WPPI Indonesia Timur bagian Utara, berlandaskan pada potensi hasil laut, hutan dan mineral.

REVOLUSI INDUSTRI EROPA

Inggris merupakan salah satu negara maju di dunia. Sejak digulirkannya revolusi industri di Inggris, perekonomiannya semakin berkembang. Sektor perekonomian penting di Inggris antara lain: industri, pertambangan, pertanian, peternakan, perikanan.

Pada sektor industri, Inggris telah lama berkembang dan termasuk Negara terkemuka di Eropa. Jenis industri penting dan merupakan produk ekspor Inggris, yaitu baja, kapal laut, mobil, kereta api, tekstil, pesawat terbang, alat pertanian, barang elektronika.

Beberapa industri yang ada di Inggris sebagai berikut:
 Industri berat (wilayah black country) berpusat di Birmingham.
 Industri lokomotif (Glasgow)
 Galangan (Peasly, Greenock, New Caste, London)
 Industri mobil dan pesawat terbang (London, Birmingham, Oxford)
 Industri kimia (London)
 Industri ban (Birmingham)
 Industri elektronik, alat rumah tangga (London, Leeds, Sheffield)
 Industri tekstil (Lancashire, Glasgow, Manchester) bahan dasar kapal diimpor dari AS, Brazil, India, Mesir, Sudan, Afrika Selatan.
 Industri wol (Bradford, Leeds)
 Industri Sutra tiruan (Yorkshire dan Lancashire)

PENGINDERAAN JAUH
Penginderaan jauh/inderaja atau PJ bukan pajak jadian loohh :D adalah :
   Lillesand and Keifer : Ilmu, teknik dan seni untuk mendapatkan informasi tentang obyek, wilayah atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dari suatu alat tanpa berhubungan langsung dengan obyek, wilayah atau gejala yang sedang dikaji.
 Citra adalah gambaran suatu gejala di permukaan bumi sebagai hasil pemotretan/perekaman menggunakan kamera/sensor. Ex : Foto Udara
      Jenis data dalam PJ dibedakan menjadi 2 yaitu :
    Data visual : gambar foto melalui proses kimiawi menghasilkan citra fotografi
    Data Digital : numerik/angka-angka melalui pengolahan data menggunakan software komputer ilwis/Ermapper menghasilkan citra non fotografi.

UNSUR INTERPRETASI CITRA
1.    WARNA DAN RONA
      Warna merupakan ujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit.
     Rona (grey tone) adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra.
2. Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memerikan konfigurasi atau kerangka suatu obyek (Lo, 1976). Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak obyek yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya saja.
     Contoh : Gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf I, L, U atau empat persegi panjang
3. Ukuran  merupakan pelengkap dari sebuah objek berupa jarak, luas, tinggi dan volume
    Contoh : Ukuran sebuah rumah pemukiman bila di lihat pada foto udara umumnya lebih kecil bila di bandingkan sebuah kantor atau industri.
4. Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra (Lillesand dan Kiefer, 1979). Tekstur sering dinyatakan dengan kasar/halus.
     ex : hutan dengan kanopinya menciptakan tekstur kasar, permukaan air yang tenang bertekstur halus.
5. Pola  atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah.
Contoh : Pola kebun dan hutan yang di budidayakan oleh manusia mempunyai jarak tanam yang teratur sedangkan hutan alami mempunyai pola yang tidak teratur.
6. Bayangan obyek yang mempunyai ketinggian atau tingkat kemiringan dapat diketahui dengan lebih jelas dengan adanya bayangan.
7. Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya.
     Contoh : permukiman pada umumnya memanjang menghadap ke jalan. Persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya.
8. Asosiasi keterkaitan antara satu obyek dengan obyek yang lain.
    Contoh : bila suatu obyek dimungkinkan adalah sebuah sekolahan dengan bentuk (I/L/U/segi empat memanjang) akan lebih meyakinkan lagi apabila di dekat obyek tersebut terdapat obyek lapangan olah raga.
9. Konvergensi BUKTI : keterkaitan antar berbagai unsur interpretasi untuk membuktikan kebenaran/fakta dari sebuah obyek.
     Contoh : lihat LKS halaman 53
     Contoh lain :
Bentuk : Segi Empat (Sawah, Lapangan, Kantor, Perumahan)
Pola      : Teratur bergerombol (Sawah, Kantor, Perumahan)
Warna  : Kecoklatan (kemungkinan atap : Kantor/perumahan)
Ukuran : ± 6x12m  (bisa dipastikan perumahan rss)

                                                SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS)
1. Pengertian SIG
Pengertian SIG antara lain sebagai berikut:
a. Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena karena lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau-kritis untuk dianalisis. Oleh karena itu, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografi, yaitu masukan, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi cara, serta keluaran (Aronaff, 1989).
b. Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografi (Petrus Paryono).
c. Sistem Informasi Geografis adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang berfungsi untuk akuisisi (perolehan) dan verifikasi, kompilasi, penyimpanan, perubahan dan updating, manajemen dan pertukaran, manipulasi, pemanggilan dan presentasi, serta analisis (Bernhardsen, 1992).
Karena merupakan suatu sistem, informasi geografis terdiri dari 4 subsistem pokok, yaitu subsistem masukan (data input), penyajian (data output, penyimpanan (data management), serta pengolahan dan pengkajian (data manipulation and analysis).
1) Subsistem Masukan
Fungsi dari subsistem ini adalah mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Selain itu, subsistem ini bertanggung jawab dalam melakukan konversi atau melakukan transformasi formal. Data-data asli ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.
2) Subsistem Penyimpanan
Fungsi dari subsistem ini adalah mengorganisasikan data, baik data spasial maupun data atribut ke dalam basis data (bank data). Penyimpanan dengan cara demikian mempermudah dalam pemanggilan, pengeditan dan pembaharuan data.
3) Subsistem Pengolahan dan Pengkajian
Fungsi dari subsistem ini adalah menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan pengolahan dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
4) Subsistem Penyajian
Fungsi dari subsistem ini adalah menampilkan data dan hasil dari pengolahannya, baik sebagian maupun seluruhnya. Data dan hasil pengolahannya tersebut ditampilkan antara lain dalam bentuk tabel, grafik, dan peta (khususnya peta digital).


2. Komponen SIG
Subsistem dalam SIG saling berhubungan satu sama lain dan terintegrasi dengan sistem-sistem komputer. SIG terdiri atas 4 komponen pokok, yaitu data, perangkat keras, perangkat luak, dan manajemen.
a. Data
Data dalam SIG terdiri atas dua jenis, yaitu data spasial dan data atribut
1) Data Spasial
Data spasial adalah data grafis yang mengidentifikasikan kenampakkan lokasi geografi berupa titik garis, dan poligon. Data spasial diperoleh dari peta yang disimpan dalam bentuk digital (numerik).
a) Titik
Sebuah titik dapat menggambarkan objek geografi yang berbeda-beda menurut skalanya. Sebuah titik menggambarkan kota jika pada peta skala kecil, tetapi menggambarkan objek tertentu yang lebih spesifik dalam wilayah kota, misalnya pasar, jika pada peta skala besar.
b) Garis
Sebuah garis juga dapat menggambarkan objek geografi yang berbeda-beda menurut skalanya. Sebuah garis menggambarkan jalan atau sungai pada peta skala kecil, tetapi menggambarkan batas wilayah administratif pada peta skala besar.
c) Area
Seperti halnya titik dan garis, area juga dapat menggambarkan objek yang berbeda menurut skalanya. Area dapat menggambarkan wilayah hutan atau sawah pada peta skala besar.
2) Data atribut
Data atribut adalah data yang berupa penjelasan dari setiap fenomena yang terdapat di permukaan bumi. Data atribut berfungsi untuk menggambarkan gejala topografi karena memiliki aspek deskriptif dan kualitatif. Oleh karena itu, data atribut sangat penting dalam menjelaskan seluruh objek geografi. Contohnya, atribut kualitas tanah terdiri atas status kepemilikan lahan, luas lahan, tingkat kesuburan tanah dan kandungan mineral dalam tanah.
b. Perangkat Keras
Perangkat keras (hardware) adalah perangkat-perangkat fisik yang digunakan dalam sistem komputer. Perangkat keras yang dibutuhkan dalam pengoperasian SIG adalah seperangkat komputer yang terdiri atas central processing unit (CPU), monitorprinterplotterdiskethard diskmagnetic tapedigitizer, keyboard dan scanner.
c. Perangkat Lunak
Perangkat iunak (software) adalah program yang digunakan untuk mengoperasikan SIG. Beberapa program yang dapat digunakan antara lain ArcInfo, ArcView, ERDAS, dan ILWIS.
d. Manajemen
Manajemen merupakan perangakat dalam SIG yang terdiri atas sumber daya manusia. Suatu proyek SIG akan berhasil jika dilakukan dengan manajemen yang baik. Oleh karena itu, SIG harus dikerjakan oleh orang-orang yang tepat, yang memiliki keahlian dalam bidang SIG sesuai dengan tingkatannya.
Manusia sebagai pengguna SIG memiliki tingkatan kemampuan yang berbeda-beda. Mulai dari tingkat spesialis yang mendesain dan memelihara sistem hingga pengguna SIG. Namun, secara umum orang-orang yang terlibat dalam SIG dibedakan menjadi tiga, yaitu staf operasional yang meliputi pengguna akhir, staf profesional teknik yang meliputi atialis dan programer, serta manajer yang bertanggung jawab atas SIG secara keseluruhan.
B. Tahapan Kerja SIG
SIG dapat mempresentasikan dunia nyata ke dalam layar monitor komputer. Oleh karena itu, SIG sama halnya dengan lembaran peta yang mempresentasikan dunia nyata di atas kertas, meslcipun SIG melalui komputerisasi memiliki kelebihan-kelebihan tertentu dibandingkan dengan peta. Akan tetapi, sebuah peta dapat disebut SIG karena juga menginformasikan data-data dalam ruang, khususnya muka bumi.
Sebagai sebuah sistem, tahapan kerja dalam SIG meliputi masukan data, manipulasi dan analisis data, serta penyajian data.
1. Masukan Data
Masukan data merupakan fasilitas dalam SIG yang dapat digunakan untuk memasukkan data dar mengubah data asli ke dalam bentuk yang dapat diterima dan dapat dipakai dalam SIG. Masukan data terdiri atas sumber data dan proses memasukkan data.
a. Sumber Data
Sumber data yang dapat digunakan dalam masukan data antara lain data penginderaan jauh, data teristris, dan data peta.
1) Data Pengindraan Jauh
Data pengindraan jauh berupa citra, baik citra foto maupun nonfoto. Apabila sumber data berupa foto udara, harus diolah terlebih dahulu dengan cara interpretasi, kemudian disajikan dalam bentuk peta. Namun apabila berupa citra satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah dilakukan koreksi seperlunya.
2) Data Teristris
Data teristris adalah data yang diperoleh langsung dari pengukuran lapangan, antara lain pH tanah, salinitas air, curah hujan, dan persebaran penduduk. Data teristris dapat disajikan dalam bentuk peta, tabel, grafik, atau hasil perhitungan saja.
3) Data Peta
Data peta adalah data yang sudah dalam bentuk peta yang siap digunakan. Guna keperluan SIG melalui komputerisasi, data-data dalam peta dikonversikan ke dalam bentuk digital.
Sebuah peta harus benar-benar mempresentasikan sebagian atau seluruh permukaan bumi. Oleh karena itu, sebuah peta harus memenuhi syarat-syarat berikut ini:.
a) Jarak antar titik pada peta harus sesuai dengan jarak antar titik sesungguhnya di permukaan bumi.
b) Luas wilayah pada peta harus sesuai dengan luas wilayah sesungguhnya.
c) Sudut atau arah sebuah garis pada peta harus sesuai dengan sudut atau arah yang sesungguhnya di permukaan bumi.
d) Bentuk sebuah objek pada peta harus sesuai dengan bentuk yang sesungguhnya di permukaan bumi.
b. Proses Pemasukan Data
1) Data Spasial
Guna memasukkan data spasial ke dalam SIG dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu digitasi dan penyiaman (scanning).
a) Digitasi
Kegiatan digitasi merupakan pekerjaan yang banyak menyita waktu karena dapat menghabiskan waktu hingga 60% dari keseluruhan waktu pemrosesan data sampai dengan pengambilan keputusan.
Oleh karena itu, proses ini merupakan hambatan bagi penyelesaian seluruh proses dalam SIG. Proses digitasi terdiri atas empat tahap, yaitu berikut ini.
(1) Penyiapan peta yang akan didigitasi.
Peta yang akan didigitasi terlebih dahulu harus dalam keadaan baik dan benar. Artinya, peta merupakan lembar bidang datar tanpa bekas lipatan, tidak sobek, dan harus jelas.
(2) Menentukan koordinat peta.
Pencatatan koordinat pada meja digitasi mempunyai satuan milimeter. Jika data yang akan didigitasi berupa peta, koordinat digitasi harus ditransformasikan sesuai dengan koordinat peta dan skala harus diubah dari satuan milimeter ke meter.
Guna melakukan transformasi ini minimal ada tiga arah titik yang sudah diketahui kedudukannya di lapangan dan harus ditransformasikan sebagai titik kontrol. Pengambilan ketiga titik tersebut untuk mengontrol apabila terjadi pengerutan atau pembesaran objek yang didigitasi. Oleh karena itu, peta yang didigitasi tidak boleh geser atau lepas dari meja digitasi karena sistem koordinat pada meja digitasi telah disesuaikan dengan sistem koordinat peta.
(3) Mengedit data sebelum disimpan ke dalam data dasar
Pengeditan dilakukan karena selalu terjadi kesalahan dalam proses digitasi. Kesalahan dalam proses digitasi umumnya terjadi pada sambungan garis, garis yang terlalu panjang atau terlalu pendek, kelolosan mencantumkan garis atau titik, pencatatan rangkap, kesalahan kode, dan kesalahan lokasi.
Guna menghilangkan kesalahan-kesalahan tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas berikut ini.
(a) Fungsi pembesaran (zoom) untuk pembesaran atau pengecilan penayangan.
(b) Penghapusan titik akhir (delete last point).
(c) Penghapusan garis (delete line) untuk memperbaharui data.
(d) Pengancingan (snap), yaitu pengaitan dan penyambungan segmen garis dengan segmen lainnya.
(e) Fungsi pindah (move) untuk memindahkan letak titik ke lokasi baru.
(f) Fungsi geometri.
(4) Memasukkan atribut dengan kode
Atiibut yang dimasukkan untuk melengkapi data dibuat dengan kode-kode tertentu (kodifikasi).
b) Penyiaman (scanning)
Memasukkan data dengan alat penyiam dapat menghemat waktu. Penyiaman dapat dilakukan menggunakan detektor elektronik yang dapat bergerak. Penyiaman yang terkenal ialah penyiaman tabung (drum scanner) dan penyiaman datar (flatbed scanner).
Data spasial dapat dibedakan menjadi dua model, yaitu model data raster dan model data vektor.
a) Model Data Raster
Data raster adalah data yang dibentuk oleh kumpulan sel atau pixel (picture element). Pixel adalah bagian terkecil yang masih dapat digambarkan dalam sebuah citra. Setiap pixel mempunyai referensi (koordinat) sendiri sebagai identitasnya dan mempunyai nilai tertentu. Oleh karena itu data raster dapat menggambarkan objek geografi yang mempunyai satuan luas karena ukuran raster berkaitan erat dengan ukuran sebenarnya di lapangan. Data raster berdimensi dua sehingga mudah disimpan, dimanipulasi, dan ditampilkan.

DOWNLOAD FILE INI  : KLIK

Perluas penguasaan materi dari buku catatan, buku cetak maupun LKS
Semoga dapat membantu dalam belajar.........JBUs