Sudah satu tahun lebih sejak
ditemukannya keberadaaan komet ISON menjadi perbincangan yang sangat menarik
baik dikalangan astronom maupun masyarakat luas. Komet ISON merupakan jenis
komet non periodik, ditemukan pada bulan September 2012 oleh astronom amatir
asal Rusia : Vitaly
Nevsky dan Artyom Novichonok. Nama ISON diambil dari
nama fasilitas yang dipakai untuk menemukannya, International Scientific
Optical Network (ISON). Komet ini dipercaya baru memasuki tata surya pertama
kali dalam 110.000 tahun terakhir.
Berdasarkan banyaknya
debu yang
ditumpahkan Komet ISON, para peneliti memperkirakan
bahwa inti komet ini kemungkinan
berukuran antara 0,12 mil dan 1,2 mil di (0,2-2 km). Perkiraan lain menyebutkan intinya berukuran 3 mil (5 km). Komet ISON dikategorikan
berukuran sedang atau
mungkin sedikit lebih kecil dari komet pada
umumnya. Inti komet ini masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan komet
raksasa lainnya seperti komet Hale-Bopp yang memiliki inti sebesar 19 mil (30 km) yang
menerangi langit malam Bumi saat melintas dekat Matahari pada tahun 1997.
Jarak terdekat Komet ISON dengan Bumi akan mencapai 64
juta km pada 26 Desember 2013. ISON akan melintas pada jarak 40 juta mil (64 juta km) dari permukaan Bumi. Namun waktu
terbaik untuk dapat melihat komet ISON adalah ketika komet memasuki lintasan
terdekatnya terhadap matahari (perihelion), karena pada saat tersebut panas
optimal dari matahari dapat menghamburkan berbagai partikel komet yang akan
tampak sebagai cahaya terang/ ekor komet. Komet ISON akan memasuki perihelionnya dengan
jarak kurang dari 1,2 juta km pada tanggal 28 November 2013. Waktu terbaik
bagi wilayah Indonesia untuk dapat menyaksikan komet ini adalah saat pagi hari.
Saat menempati titik perihelionnya, diperkirakan komet
ISON akan melebihi terangnya Bulan purnama. ISON juga akan tampak sepanjang
November hingga Desember. Pada akhir November Komet ISON akan bisa dilihat
dengan jelas di arah Timur saat pagi/dini hari dan Barat/posisi terbenamnya matahari saat sore hari.
Suatu komet akan tetap dapat mengorbit pada lintasannya
apabila jarak perihelionnya masih dapat memungkinkan inti tidak
habis/meleleh/hancur oleh panasnya permukaan matahari, dalam hal ini karena
jarak perihelion komet ISON begitu dekat dengan permukaan matahari, sebagian
kalangan meragukan komet ini dapat berhasil utuh melintas dan menjauhi
matahari.
Pada umumnya komet hanya akan meninggalkan jejak di
belakangnya, dalam kasus ini, karena komet bergerak sangat dekat dengan
Matahari, apabila komet ISON berhasil lolos dari panasnya permukaan matahari
maka akan ada pula partikel disekitar permukaan matahari yang akan ikut terbawa.
Itu artinya bumi akan menerima 2 kali hamburan pertikel komet yaitu saat komet
melintasi bumi untuk mencapai perihelionnya dan ketika komet melintasi bumi
untuk mencapai apehelionnya sambil membawa partikel lain di sekitar permukaan
matahari.
Karena ukuran partikel debu yang sangat kecil, diperkirakan
partikel debu komet ISON takkan menimbulkan hujan meteor seperti pada umumnya.
Hujan meteor langka nantinya akan tampak lebih menyerupai awan biru bercahaya.
Fenomena ini disebut noctilucent atau
awan bercahaya malam hari
Kecepatan bergerak komet
ISON diperkirakan mencapai 100.000km/jam dengan
kecepatan jatuhan debu ketika memasuki lapisan mesosfer 200km/jam. Berdasarkan simulasi
komputer yang dilakukan ilmuwan dengan melihat pergerakan ISON dan debu yang
ditinggalkannya, hujan meteor diperkirakan akan terjadi pada 12 Januari 2014.
Mantab ini. Hujan meteor 2014, meteor garden :D pasti nya kapan tuh pak ?
BalasHapusjadwal rutinnya :D http://wahyudwiaprianto.blogspot.com/2009/05/cerita-kecil-tentang-bintang.html
Hapus