Kamis, 06 Mei 2010

Meteorit

Kurang dari sepekan setidaknya ada dua meteor yang diperkirakan jatuh yaitu di Duren Sawit Jakarta dan Pegunungan Wawo Bima NTT. 

Meteor Jatuh di Duren Sawit Jakarta Timur (29 April 2010)
Tiga rumah di Jalan Delima VI Gg 2 RT 01/05, Malakasari, Jakarta Timur, Kamis (29/4/2010), sekitar pukul 16.30 WIB rusak berat setelah kejatuhan benda asing. Diduga penyebab kerusakan yang menimbulkan suara seperti ledakan itu adalah benda asing yang jatuh dari langit.


Ledakan tersebut menghancurkan rumah milik pasangan Sudarmojo (70) dan Sri Wahyuningsih (68). Rumah berlantai dua tersebut terlihat paling parah mengalami kerusakan. Atap rumah jebol hingga ke bawah. Beberapa bagian malah terlihat seperti terbakar, seperti rak buku dan tempat duduk.

Jenis meteor yang jatuh menghantam tiga rumah di Duren Sawit, Jakarta Timur pada Kamis (29/4), tidak diketahui. Pasalnya, meteor sudah menjadi pasir, tidak lagi berbentuk batu.

Peneliti Astronomi dan Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, menerangkan pihaknya dan Tim Labfor Polri sudah mencari batu meteorit, tetapi tidak ditemukan.
Sumber : detik.com




Meteor Jatuh di Pegunungan Wawo, Bima, NTT. (2 Mei 2010)


Benda yang diduga meteor jatuh di wilayah pegunungan Desa Ntori, Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Minggu (2/5) malam. Namun benda asing itu tidak sampai menimpa rumah penduduk.

Menurut keterangan warga sekitar lokasi jatuhnya benda yang diduga meteor, mereka memang mendengar suara ledakan dasyat pada Minggu malam. "Setelah dilihat, ternyata ada benda asing yang jatuh," kata Aji Nasir, warga Desa Ntori, Selasa.

Benda asing tersebut jatuh menghujam bumi sekitar pukul 20.30 Wita serta menimbulkan lubang berdiamter 50 sentimeter, sekitar satu kilometer dari pinggir jalan Desa Ntori. Di dalam lubang tersebut juga terdapat tiga lagi lubang kecil yang lebih dalam.
Saat meteor jatuh, timbul bara api yang sangat panas hingga berjam-jam kemudian, bahkan sempat membakar rumput dan pepohonan di sekitarnya.
Sebelum menghujam bumi, menurut warga sekitar, benda tersebut meluncur dari langit dengan kecepatan tinggi serta mengeluarkan suara desingan dsampai kemudian meledak setelah menyentuh tanah serta menimbulkan cahaya kuning kemerahan. Cahaya menerangi hampir sekitar lokasi Ikahami, Pegunungan Wawo.

Selain menimbulkan lubang, jatuhnya benda asing tersebut juga menyambar kabel listrik hingga terputus sehingga menyebabkan desa Ntori gelap gulita. Sementara itu, bongkahan benda asing berwarna kristal yang telah jatuh ke bumi kemudian jadi rebutan masyarakat, mereka ramai-ramai mengambilnya dan membawa pulang. "Saya juga ikut menyimpan tiga bongkah," kata Aji.

Hingga tanggal 6 Mei lokasi masih banyak dikunjungi warga, banyak dari mereka yang terus berdatangan untuk mengambil sisa bongkahan meteor. Dari lubang awal yang berdiameter 50 cm, kini bertambah lebar sekitar 2m. Warga tidak hanya mengambil bongkahan murni meteor saja, namun batu disekitar lubang yang terlumatkan dan tertempel sedikit sisa materi dari meteor tersebut. Hal ini sangat menyulitkan tim identifikasi baik puslabfor maupun LAPAN untuk menyelidiki lebih lanjut.
Sumber : mediaindonesia.com


Ledakan Meteor di Teluk Bone Sulawesi (8 Oktober 2009)


Meteor yang meledak di Bone, Sulawesi Selatan, memiliki daya ledak setara hingga 50 kilo ton bahan pembuat bom TNT. Meteor diperkirakan berukuran sekitar 10 meter ini memiliki siklus rutin untuk menghujam bumi.
"Frekuensi kejadian adanya meteorit besar seperti itu diperkirakan sekitar 12 tahun sekali," kata Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin. Dengan kecepatan 73 ribu km/jam saat menghujam ke bumi, diperkirakan meteor Bone mampu menciptakan kawah berdiameter 15 meter.
Meteor Bone itu terdeteksi oleh sistem pemantau internasional untuk larangan percobaan nuklir, sehingga sempat menjadi perhatian serius di dunia karena semula dikira sebagai uji coba nuklir. Jumlah sistem pemantau nuklir yang mengetahui adanya meteor Bone itu ada 11 stasiun.

Ledakan besar itu diketahui berpusat di sekitar lintang 4,5 LS, 120 BT, sekitar pukul 11.00 WITA pada 8 Oktober 2009. "Dalam waktu satu abad ke belakang ini, di negara lain untuk jenis yang sama belum ditemukan laporan sejenis," kata lulusan Kyoto University, Jepang ini.
Peneliti yang akrab disapa Djamaluddin ini menegaskan, sinyal ledakan itu juga mencapai stratosfer yang tingginya lebih dari 20 km. "Ledakan terjadi karena tekanan atmosfer yang menyebabkan pelepasan energi yang cukup besar," kata alumni ITB ini.
Seperti diketahui, ledakan benda langit itu terjadi sekitar pukul 11.00 Wita di Kabupaten Bone membuat guncangan yang cukup kuat sehingga semula dikira sebagai gempa. Meteor Bone adalah salah satu yang terbesar yang pernah diobservasi. Sampai sekarang, lokasi jatuhnya meteor itu belum ditemukan. Lapan mengaku kesulitan menelitinya karena berada di dasar laut dan jarak lokasinya jauh dari kantor Lapan di Bandung.
Sumber : vivanews.com

Remaja 14 Tahun Tetap Hidup Setelah Tertimpa Meteorit

Gerrit Blank, remaja 14 tahun asal Essen Jerman menceritakan kisah yang takkan ia lupakan sepanjang hidupnya. Peristiwa bermula ketika ia beranjak dari rumahnya untuk pergi berangkat ke sekolah pada bulan Juni 2009, tiba-tiba ia dikejutkan bongkahan cahaya meluncur dari langit di pagi hari tepat kearahnya dengan kecepatan 30.000 mph. Ia tidak dapat dengan cepat bereaksi untuk menghidari seriphan galaksi tersebut sehingga sempat mengenai bagian tangan kirinya sebelum akhirnya terhenti menghantam aspal jalanan di dekatnya.

Dia berkata: "Aku tiba-tiba merasa nyeri di tanganku, sedetik kemudian ada dentuman besar seperti ledakan guntur. ketika aku tersadar, aku segera menjauh dari benda itu dan terlihat membuat lubang lebih dari satu kaki panjangnya. Suara itu begitu keras membuat telingaku berdering selama berjam-jam setelah itu."


Gerrit cidera dengan tiga inci bekas luka di tangannya. Menurut ilmuwan yang telah dilakukan analisis kimia pada sepotong batu kecil tersebut, itu memang datang dari luar angkasa.
Ansgar Korte dari Essen's Walter observatorium Hohmann berkata: "Ini adalah meteorit asli. Ini sangat berharga bagi para ilmuwan. "
Mr Korte berkata: "Kebanyakan tidak mencapai tanah karena mereka hancur di udara."
Insiden lain menimpa Nyonya Hewlett Hodges dari Sylacauga, dari Alabama, Amdrika Serikat, yang terkena meteorit lima kilogram saat dia tidur di ruang tamu rumahnya pada tahun 1954.
Nyonya Pauline Aguss dari Lowestoft, dari Suffolk, Inggris, mungkin terkena meteorit yang lebih kecil pada tahun 2004.
Sumber : blogs.sundaymercury.net
Catatan :
Materi penyusun meteorit maupun kemungkinan adanya radiasi belum dapat diketahui tanpa adanya sebuah penelitian. Dapat dimungkinkan, meteorit yang telah menempuh perjalanannya berjuta2 kilo meter, menempel atau berbaur dengan berbagai jenis partikel lain yang berbahaya bagi manusia. Segala jenis meteorit yang dapat ditemukan di bumi ini sebaiknya perlu didedikasikan bagi dunia pengetahuan dan pendidikan.

Hingga saat ini Tuhan masih melindungi kita dari hantaman asteroid dengan mantel atmosfer-Nya dan dinamika fisik yang terjadi dibawahnya. Terkait jadwal rutin hujan meteor yang terjadi di belahan bumi dan bla…bla…bla….. dapat dibaca pada artikel saya sebelumnya "cerita kecil tentang bintang" =) Semoga Bermanfaat…… NB ; dini hari nanti jadwal puncak meteor dari rasi aquarids show lohh, dapat dilihat pada arah Timur Laut (kalo beruntung siih) =)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar