(Pesawat ruang angkasa setelah mendarat di Kazakhstan bersama contoh-contoh percobaan yang dibawanya.from : www.abdn.ac.uk)
Sampel meteorit yang jatuh di Australia tidak hanya setua tata surya, namun mengandung dua unsur organik penting yang dibutuhkan untuk membentuk DNA. Penemuan ini mendukung teori bahwa beberapa komponen material utama untuk pembentuk kehidupan di Bumi mungkin memang berasal dari langit.
Jenis molekul organik yang ditemukan dalam meteorit Murchosin yang jatuh tahun 1969 tersebut adalah uracil dan xanthine. Keduanya termasuk dalam kelompok material yang disebut nucleobase, bahan utama penyusun rantai DNA. Uracil dan xanthine juga penyusun RNA, bahan baku protein pada tubuh organisme.
"Sistem kehidupan yang terbentuk mungkin mengadopsi nucleobase dari pecahan-pecahan meteorit untuk membentuk materi genetik primitif, sampai sempurna setelah diturunkan kepada generasi-generasi berikutnya," ujar Zita Martins, peneliti dari Imperial College London.
Temuan ini menguatkan teori yang diperkenalkan pertama kali oleh astronom Carl Sagan dan koleganya pada tahun 1992. Disebutkan bahwa beberapa bahan penting penyusun kehidupan dibawa komet dan asteroid dan dibawa sepanjang perjalanannya di ruang angkasa.
Material nucleobase ada kemungkinan bukan berasal dari meteorit melainkan dari proses independen yang terjadi di permukaan Bumi. Namun, hasil penelitian menunjukkan hal tersebut mustahil di awal pembentukan Bumi karena kondisi lingkungan yang sangat keras.
Hasil pengukuran sebelumnya menunjukkan bahwa meteorit tersebut setua tata surya sekitar 4,5 miliar tahun. Oleh karena itu, bukan hal mustahil bahwa bibit DNA juga dikirim ke planet-planet lain selain Bumi.
"Meteorit-meteorit tersebut terbentuk sesaat usai kelahiran tata surya sehingga materialnya mungkin menyebar ke seluruh sudut alam semesta," ujar Max Bernstein, pakar astrokimia di Pusat Riset Ames milik NASA di California, AS.
Kehidupan cerdas dari planet lain mungkin akan dapat mengatakan kalau Bumi memang dapat didiami jika saja mereka bisa melakukan kontak dengan potongan pesawat ruang angkasa yang berupa batu Orkney.
Untuk memahami bagaimana kimia organik dapat bertahan dalam ruang vakum dan kerasnya proses melewati atmosfer Bumi, tahun lalu sebuah potongan batu diluncurkan ke ruang angkasa bersama dengan pesawat ruang angkasa Russia sebagai bagian dari misi European Space Agency. Batuan tersebut ditambahkan di bagian luar oleh para ahli di Universitas Aberdeen, pada pesawat ruang angkasa Russia tersebut untuk menguji efek mikrogravitasi pada batuan tersebut.
Setelah melewati perjalanan panjang menuju ruang angkasa dan kembali lagi ke Bumi, sebagian besar batuan tersebut ternyata telah mengalami penguapan, namun masih ada yang berhasil selamat tiba di Bumi bahkan masih bisa menunjukan informasi kimia kalau ia pernah menjadi tempat kehidupan. Informasi kimia yang ada di dalam batuan tersebut merupakan hasil proses biologi panjang dan tidak bisa terbentuk secara kebetulan. Tiga per empat batuan yang dikirim itu mengalami pembakaran dan menguap sedangkan yang tersisa sampai di Bumi hanya seperempatnya saja.
Dengan demikian dimanapun dan kapanpun batuan itu selamat tiba di sebuat planet yang jauh di antah berantah ia masih bisa bercerita tentang bukti kehidupan yang ia bawa ke planet asing itu. Dan kehidupan asing di sana yang mengujinya akan bisa mengetahui kalau kehidupan itu juga ada di luar planet mereka yang asing.
Proffesor John Parnell dari School of Geosciences, University of Aberdeen yang memimpin studi terhadap batuan tersebut bersama rekannya Dr. Stephen Bowden akan memaparkan hasil perjalanan batuan di ruang angkasa ini dalam Royal Observatory Edinburgh Workshop: Habitability in our Galaxy di Edinburgh.
Mengapa menggunakan batuan Orkney?
Di dalam batu Orkney terkandung sisa alga primitif yang hidup di area Orkney 400 juta tahun lalu. tentu akan jadi hal menakjubkan buat kita, jika kita bisa menemukan hal yang mirip dari batuan yang tiba di Bumi sebagai meteorit. Batuan orkney juga mengandung informasi kimia yang sangat kaya sehingga saat ia memasuki Bumi kembali, para peneliti akan dapat mencari tanda kehidupan di dalamnya. Selain itu batuan Orkney ini dipilih karena kualitasnya yang dapat bertahan dalam kondisi yang sangat keras saat memasuki kembali atmosfer Bumi.
Menurut Proffesor Parnell dengan penemuan ini, maka kita harus menanalisa dengan hati-hati dan seksama semua batuan yang sampai ke Bumi dari mars dan tempat lainnya. Karena mungkin saja mereka membawa tanda kehidupan dari suatu masa di planet mereka.
Sumber : langitselatan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar