Lagi pusing mikir try out/UN?
Gak pernah nyatet?!!! sering ngeremehin guru pas lg pelajaran?!!! huffttt...derita looo dehh!!! semoga Tuhan mengampuni kalian
Janji eaaa jgn gitchu lagi XD, sebagai makhluk Tuhan nyang baek hati ni ada sedikit materi mapel Geo yg bs kalian pelajari (tp cuman secuil lohhh)
GEOGRAFI
Definisi geografi telah banyak dirumuskan dan dikemukakan oleh berbagai pihak yang berkompeten dari dahulu hingga saat ini. Banyak persamaan dan beberapa hal yang dikemukakan saling melengkapi. Namun satu definisi geografi yang saya anggap cukup singkat, komplit dan sesuai untuk menjelaskan pengertian geografi adalah definisi menurut :
Hasil Seminar dan Lokakarya Ikatan Geograf Indonesia (IGI) di Semarang pada Tahun 1988 :
"Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan".
Fenomena Geosfer mengkaji :
Fenomena non fisik/sosial : Antrophosfer.
Litosfer : Lapisan batuan bumi
Hidrosfer : Lapisan air di bumi
Atmosfer : Lapisan udara yang menyelimuti bumi
Biosfer : Kehidupan flora dan fauna
Antrophosfer : Kehidupan sosial umat manusia.
Litosfer : Lapisan batuan bumi
Hidrosfer : Lapisan air di bumi
Atmosfer : Lapisan udara yang menyelimuti bumi
Biosfer : Kehidupan flora dan fauna
Antrophosfer : Kehidupan sosial umat manusia.
Sudut pandang kelingkungan : keterkaitan fenomena fisik/sosial dengan lingkungan alam disekitarnya.
Sudut pandang Kewilayahan : keterkaitan fenomena (fisik-fisik), (fisik-sosial), (sosial-fisik)(sosial- sosial) yang terjadi antara satu wilayah dengan wilayah
lain.
Keruangan : batasan/lingkup/ruang dari suatu wilayah yang menjadi obyek studi/penelitian terkait dengan fenomena fisik atau sosial yang terjadi.
1. Lokasi
Lokasi terbagi 2 yaitu:
Lokasi absolute: lokasi suatu wilayah berdasarkan garis lintang dan garis bujur
Contoh : Indonesia terletak antara 6ºLU-11ºLS dan 95ºBT-141ºBT.
2. Jarak
Jarak dibagi menjadi jarak absolut dan jarak relatif.
Jarak absolut merupakan jarak yang ditarik garis lurus antara dua titik. Dengan demikian jarak absolut adalah jarak yang sesungguhnya.
Jarak relatif adalah jarak atas pertimbangan tertentu misalnya rute, waktu, biaya, kenyamanan dsb.
3. Keterjangkauan/Accessibility
4. Morfologi
5. Aglomerasi
6. Nilai kegunaan
7. Pola
8. Perbedaan wilayah
9. Interaksi dan Interdependensi
10. Keterkaitan keruangan
1. Prinsip persebaran, artinya bahwa gejala, kenampakan, dan masalah yang terdapat di ruang muka bumi persebarannya sangat bervariasi. Ada yang tersebar secara merata, bergerombol di wilayah-wilayah tertentu, ataupun sama sekali tidak merata. Karena itu, dapat diketahui di daerah mana saja objek tersebut berada? Bagaimana persebarannya? Misalnya, persebaran daerah rawan longsor di Jawa Barat. Oleh karena tidak semua wilayah Jawa Barat merupakan daerah rawan longsor maka di wilayah mana saja terdapat daerah longsor? Jawabannya terdapat di sekitar Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat.
10
Konsep Essensial Geografi
Konsep
: adalah suatu abstraksi/penggambaran secara umum dari suatu obyek
studi/penelitian.
Essensial : mendasar
Geografi merupakan ilmu yang kompleks, sehingga perlu adanya konsep untuk mempermudah dan menyederhanakan lingkup studi dari obyek yang dipelajari. Konsep essensial dalam geografi mempunyai fungsi untuk memberikan penjelasan terhadap suatu obyek studi sehingga dapat dengan mudah dipahami dan dibedakan dengan obyek studi yang lain. Berikut adalah 10 Konsep Essensial Geografi yang telah dirumuskan oleh para ahli geografi dalam seminar dan lokakarya 1998 :
Essensial : mendasar
Geografi merupakan ilmu yang kompleks, sehingga perlu adanya konsep untuk mempermudah dan menyederhanakan lingkup studi dari obyek yang dipelajari. Konsep essensial dalam geografi mempunyai fungsi untuk memberikan penjelasan terhadap suatu obyek studi sehingga dapat dengan mudah dipahami dan dibedakan dengan obyek studi yang lain. Berikut adalah 10 Konsep Essensial Geografi yang telah dirumuskan oleh para ahli geografi dalam seminar dan lokakarya 1998 :
1. Lokasi
Lokasi terbagi 2 yaitu:
Lokasi absolute: lokasi suatu wilayah berdasarkan garis lintang dan garis bujur
Contoh : Indonesia terletak antara 6ºLU-11ºLS dan 95ºBT-141ºBT.
Lokasi
relatif: lokasi suatu wilayah berdasarkan pertimbangan dan karakteristik
tertentu.
Contoh
: Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Australia.
2. Jarak
Jarak adalah
panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu obyek yang bergerak, mulai dari
posisi awal dan selesai pada posisi akhir.
Jarak dibagi menjadi jarak absolut dan jarak relatif.
Jarak absolut merupakan jarak yang ditarik garis lurus antara dua titik. Dengan demikian jarak absolut adalah jarak yang sesungguhnya.
Contoh:
jarak Jakarta – Bandung adalah 300 km.
Jarak relatif adalah jarak atas pertimbangan tertentu misalnya rute, waktu, biaya, kenyamanan dsb.
Contoh
: Jarak Bandung – Jakarta lebih cepat jika melalui jalur Puncak.
3. Keterjangkauan/Accessibility
Konsep
Keterjangkauan yaitu mudah dijangkau atau tidaknya suatu tempat.
misalnya
dari Jakarta ke Kota Cirebon lebih mudah dijangkau dibandingkan dengan dari
Jakarta ke Ujung Kulon karena kendaraan Jakarta – Cirebon lebih mudah didapat
dibandingkan dengan Jakarta – Ujung Kulon.
4. Morfologi
Konsep
Morfologi yaitu bentuk lahan. Morfologi dapat dikaitkan dengan gejala
lainnya seperti erosi, longsor, banjir dan lainnya.
Contoh: Kawasan
puncak Bogor merupakan daerah dataran tinggi sehingga setiap kali musim hujan,
akumulasi debit air di permukaan sungai akan mengalir menuju jakarta.
5. Aglomerasi
Konsep
Aglomerasi yaitu pola-pola pengelompokan/konsentrasi suatu kegiatan
tertentu.
Misalnya,
masyarakat di kota cenderung mengelompok seperti permukiman elit terjadi karena
adanya persamaan tingkat ekonomi mereka, pengelompokan pedagang dan sebagainya.
Di desa masyarakat rumahnya menggerombol/mengelompok di tanah datar yang subur.
6. Nilai kegunaan
Konsep
Nilai Kegunaan yaitu nilai suatu tempat mempunyai kegunaan yang
berbeda-beda dilihat dari fungsi dan karakteristiknya.
Contoh
: Daerah Kuta Bali mempunyai nilai guna sebagai tempat hiburan dan wisata.
7. Pola
Pola yaitu
persebaran fenomena/gejala geosfer tertentu.
Contoh
: pola pemukiman yang memanjang sungai, yang berbentuk garis sungai dan
sebagainya. Pola Gunung api di Indonesia paling banyak terdapat di sepanjang
Sumatera-Jawa-Bali dan Nusa Tenggara.
8. Perbedaan wilayah
Perbedaan
wilayah yaitu fenomena yang berbeda antara satu tempat dengan tempat
lainnya atau kekhasan suatu tempat.
contoh
: daerah kutub memilki karakteristik yang berbeda dengan daerah gurun.
9. Interaksi dan Interdependensi
Konsep
Interaksi dan Interdependensi yaitu keterkaitan dan ketergantungan satu
tempat dengan tempat lainnya.
Misalnya
antara kota dan desa sekitarnya terjadi saling membutuhkan. Pulau Kalimantan
memasok sayuran dari Pulau Jawa.
10. Keterkaitan keruangan
Konsep
Keterkaitan Keruangan (Asosiasi) yaitu menunjukkan derajat keterkaitan
antar wilayah, baik mengenai alam atau sosialnya. Misalnya hubungan antara
daerah pantai dengan mata pencaharian penduduknya, hubungan antara letak
geologis dengan penyebaran gunung api.
Perkembangan Pandangan Geografi
Pandangan Geografi mengalami perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu
sehingga definisinya pun berubah. Pandangan geogarafi dibagi mengjadi 5 bagian,
yaitu pandangan geografi klasik, pandangan geografi modern, pandangan geografi
akhir abad 19, pandangan geografi abad 20, pandangan geografi mutakhir.
Pandangan Geografi klasik
Pada zaman Yunani kuno pandangan mengenai bumi masih dipengaruhi oleh
mitologi. Namun sejak abad ke 6 SM pengaruh mitologi semakin berkurang
denganberkembangnnya ilmu pengetahuan sehingga pengetahuan bumi mulai
didasarkan atas ilmu alam, ilmu pasti, dan logika.
Orang yang pertama kali menguraikan seluk belukkeadaan suatu tempat adalah Herodotus (485
– 428 SM). Herodotus membuat laporan perjalanannya selama melakukan
penjelajahan benua dan saudera disertai dengan gambar-gambar dan peta. Laporan
perjalanan tersebut dinamakan Logografi.
Thales (640 – 548 SM) beranggapan bahwa bumi berbetuk
keeping silinder yang terapung di atas air. Seabad kemudian pendapat Thales
tidak dipakai lagi karena adanya pendapat baru yang dikatakan oleh Parmenides,
yaitu bentuk bumi sebenarnya adaah bulat.
Heraclides (sekitar 320 SM) mengemukakan bahwa bumi
berputar pada sumbunya dari Barat ke Timur. Selain dariitu diketahui pula
adanya zona iklim. Meskipun belum diketahui penyebabnya adalah letak sumbu
bumi yang miring.
Strabo (64 – 20 SM) dalam bukunya yang berjudul Geographica menjelaskan
bahwa studi Geografi tidak hanya mempelajari dimensi dan wilayah, tetapi juga
tentang lokasinya.Selain itu juga mempelajari korelasi antaramanusia dan
lingkungan alamnya.
Claudius Ptolomeus dalam bukunya yang
berjudul Geographike Unphegesis (pertengahan abad ke-2) menjelaskan
bahwa geografi adalah suatu bentuk penyajian dengan peta terhadap sebagian
permukaan Bumi yang menunjukkan kenampakan umum. Menurut Ptolomeus Geogrfi
lebih mengutamakan hal-hal atau fenomena yang bersifat kuantitatif. Ptolomeus
juga merupakan seorang ahli dalam pembuatan peta. Dia menyumbangkan kumpulan
peta yang kemudian dikenal sebagai atlas Ptolomeus.
Seorang filsafat dari arab Ibnu Khaidun (1332 – 1406).
Menulis buku sejarah yang dapat dikatakan sebagai embrio ilmu kemasyarakatan .
Ibnu memperhatikan masalah irigasi, kehidupan bangasa nomad, dan aktivitas perdagangan
di daerah gurun.
Pandangan geografi Modern
Pandangan Geografi Modern pertama kali dikemukakan oleh Immanuel
Kant (1724- 1804). Menurut Kant geografi adalah disiplin ilmiah yang
obyek studinya adala benda-benda atau gejala – gejala yang keberadaannya
tersebar dan berasosias dalam ruang (space).
Alexander Von Humbolt (1769 – 1859) lebih
berminat pada kajian fisik dan biologi. Humbolt adalah ilmuwan Jerman yang
mengikuti perjalanan ke Amerika. Hasil dari perjalanan itu adalah sebuah
deskripsi tentang hubungan antara ketinggian tempat dan vegetasi yang
mendiaminya.
Karl Ritter (1779 – 1859) membuat uraian yang sejalan dengan
pemikiran Humbolt. Ritter menganggap bumi sebagai tempat tinggal manusia dan
menggolongkannya menjadi wilayah alamiah, terurtama berdasarkan bentang
alamnya, serta mempelajari unit wilayah tersebut.
Pandangan Geografi akhir abad ke- 19
Pada abad 19
geografi dipusatkan pada hewan, tumbuhan, dan iklim terutama pada bentang
alamnya.
George Peskins Marsh (1801 – 1882) adalah
seorang ahli Gografi dari Amerika Serikat yang perhatiannya adalah tentang
pentingnya melakukan konservasi terhadap sumber daya. Marsh menekankan bahwa
bukan permukaan bumi yang menentukan kehidupan manusia, tetapi manusia mengubah
permukaan bumi demi kehidupan yang lebih baik. Akan tetapi, keadaan akan
menjadi lebih buruk apabila manusia merusak lingkungannya.
John Wisley Powell (1834 – 1902) adalah
juga seorang geografi asala Amerika yang mempelajari bentang alam dan sumber
daya air untuk dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh manusia.
Friedrich Ratzel (1844 – 1904) mempelajari pengaruh lingkungan
fisik terhadap kehidupan manusia. Ratzel dikenal tokoh Geografi yang berpaham Fisik
determinis. Pendapatnya yang terkenal adalah alam sangat menentukan
kehidupan manusia.
Pandangan Geografi abad ke-20
Salah satu ciri
pandangan geografi abad ke 20 adalah kajiannya yang bercorak Sosial budaya.
Vidal De La Blache ( 1854 – 1918)
mengemukakan pendapatnya bahwa kajian Geografi harus menyatukan faktor
manusia dan faktor fisik karena tujuan geografi untuk mengetahui adanya
interaksi antara manusia dan lingkungan fisiknya.
Pandangan
geografi Mutakhir
E.A Wrigley (1965) mengemukakan pendapatnya bahwa metode
analisis dapat digunakan dalam kajian geografi selama analisis tersebut mampu
menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
Pandangan geografi mutakhir juga di kemukakan oleh ahli geografi Inggris Roger
Minshull (1970) bahwa geografi adalah strudi tentang ruang, tempat,
sebaran, dan susunan dalam ruang.
Pandangan geografi mutakhir juga di tandai oleh adanya kajian- kajian
geografi yang bersifat tematik dalam suatu wilayah.
Geografi
ortodoks dan geografi terintegrasi
Perbedaan pandangan terhadap geografi menghasilkan pengertian yang
berbeda-beda sehingga tidak dapat diterima setiap orang.
Tetapi mereka mengakui elemen-elemen yang sama dalam geografi yaitu sebagai
berikut:
- Para ahli geografi mengakui adanya persamaan
dengan Ilmu pengetahuan bumi yang wilayah kajiannya sama yaitu, daerah
permukaan bumi dan ruang yang bersifat abstrak.
- Para ahli geografi memiliki perhatian yang
sama yaitu persebaran manusia dalam ruang dan hubungan manusia dengan
lingkungannya.
- Para ahli geografi mengakui adanya
unsur-unsur yang sama dalam geografi antara lain jarak, interaksi,
gerakan( mobilitas ), dan persebaran.
Georafi ortodoks
Geografi ortodoks adalah geografi yang melakukan kajian terhadap suatu
wilayah dan analisis terhadap sifat-sifat sistematisnya. Geografi ortodoks
dibagi menjadi 5 bagian yaitu:
a) Geografi fisik mengkaji
fenomena fisik geosfer
b) Geografi manusia mengkaji
hubungan manusia
c) Geografi regional mengkaji
perwilayahan dan cultural
d) Geografi teknik mengkaji
teknik Geografi
e) Geografi filsafat kajian
terhadap hakikat Geografi
Geografi
terintergrasi
Geografi terintergrasi adalah kajian geografi sistematik dan regional sehingga disebut geografi
terpadu
Dalam melakukan studi
atau penelitian geografi perlu berpedoman pada 5W +1H
1.What = Apa =Fenomena
apa yang terjadi?
2. Where = Dimana =
Dimana fenomena tersebut terjadi?
3. When = Kapan = Kapan
fenomena tersebut terjadi?
4. Why = Mengapa =
Mengapa fenomena tersebut bisa terjadi?
5. Who = Siapa =
Siapa/apa yang mempengaruhi terjadinya fenomena tersebut?
1.
H = How to solve the problem = Bagaimana
cara mengatasi masalah tersebut?
Ruang
Lingkup Geografi
Ruang lingkup = ruang/space yang dipelajari dalam
geografi
Fenomena Fisik / Alam : Lithosfer,
Hidrosfer, Atmosfer dan Biosfer
Fenomena Sosial :
Interaksi manusia dan lingkunganya.
Obyek
Studi Geografi
Obyek studi = Obyek/target yang menjadi bahan
pembelajaran/penelitian
Obyek studi = Obyek/target yang menjadi bahan
pembelajaran/penelitian
Karena obyek kajian geografi sangat luas, sehingga
diperlukan ilmu-ilmu lain guna mendukung studi geografi, antara lain :
No
|
Obyek
|
Ilmu Pendukung
|
Obyek
|
1
|
Lithosfer
|
Geologi,
Mineralogi, Petrologi
|
Batu,
tanah, mineral, bahan tambang
|
2
|
Hidrosfer
|
Hidrologi,
Oseanografi
|
Perairan
di permukaan bumi
|
3
|
Atmosfer
|
Meteorologi,
Klimatologi
|
Cuaca
dan iklim
|
4
|
Biosfer
|
Biogeografi
|
Flora
dan fauna
|
5
|
Antroposfer
|
Sosiologi,
Antropologi
|
Kehidupan
manusia
|
Pendekatan Dalam Geografi
Dalam melakukan suatu studi/penelitian memerlukan
adanya pendekatan terhadap masing-masing obyek yang akan dipelajari/diteliti
sehingga apa yang akan dipelajari/diteliti dapat terungkap dengan jelas. Adapun
pendekatan dalam geografi antara lain :
Pendekatan
Keruangan (Spatial Approach) :
Pendekatan keruangan
merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan
eksistensi/keberadaan ruang sebagai penekanan. Cara pandang suatu keberadaan
ruang dalam geografi menekankan pada Struktur (Spatial Structure), Pola
(Spatial Pattern) dan Proses (Spatial Processess).
Contoh
:
Daerah Gunung Kidul Yogyakarta mempunyai struktur
tanah berupa tanah kapur/karst, sebagian besar kenampakan pola permukaan yang
dapat dijumpai di sana adalah perbukitan, perbukitan karst terjadi karena
adanya proses naiknya dasar laut akibat pergerakan lempeng yang terjadi
semenjak ribuan tahun yang silam.
Pendekatan
Kelingkungan (Ecological Approach) :
Pendekatan kelingkungan dalam geografi menekankan
pada dampak dari terjadinya suatu fenomena (fisik/sosial) terhadap keberadaan
suatu ekosistem/lingkungan hidup yang ada di sekitarnya.
Contoh
:
Di tengah kota
Tangerang dan Bekasi terdapat banyak industri yang tidak mendaur ulang limbah
kimianya, sehingga limbah kimia yang tidak memenuhi standar kelayakan bagi
lingkungan dibuang begitu saja ke sungai sehingga mengakibatkan matinya
berbagai jenis ikan, pendangkalan sungai, dan erosi tanah di sepanjang aliran
sungai sebagai akibat melemahnya kemampuan ikatan struktur tanah karena terkontaminasi
limbah kimia.
Pendekatan
Kompleks Kewilayahan (Regional Complex Approach) :
Pendekatan kompleks
kewilayahan merupakan penggabungan dari pendekatan keruangan dan kelingkungan
yang kemudian dikaitkan dengan fenomena (fisik/sosial) yang terjadi pada wilayah
lain.
Contoh
:
Karena kerusakan
ekosistem sungai di Tangerang dan Bekasi, sehingga mengakibatkan menurunnya
pendapatan nelayan di muara sungai dan pantai Jakarta Utara. Ikan dan berbagai
nutrisi alami sungai merupakan sumber makan bagi sebagian jenis ikan di laut,
sehingga rusaknya ekosistem sungai mengakibatkan hilangnya ekosistem di sekitar
muara dan pantai. Menurunya hasil tangkapan ikan dari para nelayan
mengakibatkan harga ikan di pasar Jakarta secara berkala mengalami kenaikan.
Naiknya harga ikan mengakibatkan naiknya pula biaya hidup di bagi masyarakat
Jakarta.
PRINSIP-PRINSIP GEOGRAFI
Dalam studi geografi,
kita mengenal empat prinsip utama, yaitu prinsip persebaran, interrelasi,
deskripsi, dan korologi. Keempat pinsip ini merupakan dasar dalam uraian,
pengkajian, dan pengungkapan gejala, variabel, faktor, dan masalah geografi
(Nursid Sumaatmadja, 1988 : 42).
1. Prinsip persebaran, artinya bahwa gejala, kenampakan, dan masalah yang terdapat di ruang muka bumi persebarannya sangat bervariasi. Ada yang tersebar secara merata, bergerombol di wilayah-wilayah tertentu, ataupun sama sekali tidak merata. Karena itu, dapat diketahui di daerah mana saja objek tersebut berada? Bagaimana persebarannya? Misalnya, persebaran daerah rawan longsor di Jawa Barat. Oleh karena tidak semua wilayah Jawa Barat merupakan daerah rawan longsor maka di wilayah mana saja terdapat daerah longsor? Jawabannya terdapat di sekitar Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat.
2. Prinsip interrelasi, artinya bahwa antara komponen atau aspek-aspek
lingkungan geografi senantiasa ada hubungan timbal balik atau saling
keterkaitan satu sama lain. Prinsip interrelasi didasarkan pada hubungan antara
satu gejala dengan gejala lain atau antara objek fisik yang satu dengan objek
fisik lainnya, objek fisik dengan sosial, atau sosial dengan sosial lainnya.
Misalnya, daerah longsor sangat berkaitan dengan morfologi wilayahnya. Karena
Zona Selatan Jawa Barat merupakan wilayah pegunungan maka morfologinya
berbukit-bukit, sehingga memiliki banyak lereng yang terjal.
3. Prinsip deskripsi, merupakan cara pemaparan hasil pengkajian studi geografi
terhadap gejala, fenomena atau masalah yang ada. Penjelasan atau deskripsi
hasil pengkajian tersebut dapat berupa uraian, peta, chart, tabel, grafik,
citra, ataupun media lainnya. Misalnya, melalui peta dapat dilihat persebaran
daerah rawan longsor Jawa Barat.
4. Prinsip korologi, merupakan gabungan atau perpaduan dari ketiga prinsip
di atas. Dalam prinsip ini gejala dan permasalahan geografi dianalisis
persebarannya, interaksi dan interrelasinya dari berbagai aspek yang
mempengaruhinya. Misalnya, dapat diketahui bahwa sering terjadinya longsor di
Zona Selatan Jawa Barat karena morfologinya yang berbukit-bukit. Selain itu,
mungkin juga dipengaruhi oleh aktivitas manusia yang membuka hutan untuk lahan
pertanian atau memotong lereng untuk jalan.
Dalam mengakaji fenomena geosfer, keempat prinsip ini saling
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
LITHOSFER
Berasal dari bahasa Yunani
Lithos : Berbatu
Sphere/Sphera : Padat
Litosfer : Lapisan kulit/kerak bumi paling luar yang tersusun
oleh batuan.
LAPISAN BUMI
1. KULIT/KERAK
BUMI/LITHOSFER
Kerak bumi =
Lithosfer/kulit bumi
Lempeng
= Pecahan dari kerak bumi
a.
Kerak Benua terdiri dari kristal padat tersusun atas
unsur Silika Aluminium bersifat
asam dan rapuh, mempunyai ketebalan antara 20-70km.
b.
Kerak Samudera massanya lebih berat dibanding dengan
kerak benua tersusun atas unsur Silika
Magnesium bersifat basa berat jenis lebih tinggi dengan warna gelap,
mempunyai ketebalan antara 5-10km.
Pada kulit/kerak
bumi pada tiap kedalaman 100m mengalami kenaikan
suhu sebesar 3°C atau
biasa disebut dengan Gradien Geothermis.
2.
MANTEL BUMI/LAPISAN SELUBUNG
Mantel Atas = Astenosfer –Liat: Fe, Mg, Ca, Na, silikat Al
Mantel Bawah = Mesosfer–Padat : Mg, Silikon dioksida SiO2
Mantel bumi sebagai pusat dapur magma memiliki suhu
berkisar antara (1400°C - 3000° C)
3.
INTI BUMI/BARISFER/CORE
-
Inti Bumi Luar 2250km, Suhu 2200 °C -5000 ° C
-
Inti Bumi dalam 1220km, Suhu ± 5000 ° C
Inti bumi bersifat padat. Penyusun utamanya adalah Nikel (Ni) dan
Besi/Ferum (Fe).
Berdasarkan proses
pembentukannya, Batuan dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
- Batuan Beku
- Batuan Sedimen
- Batuan Malihan/
Metamorf
BATUAN
BEKU / IGNEOUS ROCK
Berdasarkan tempat
pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Batuan Tubir/ Batu Beku Dalam/Plutonik
Batuan yang terbentuk karena pembekuan
magma jauh di dalam bumi (15-50km). Pendinginan yang terjadi sangat lambat,
batuannya besar-besar dan berstruktur holokristalin atau terbentuk dari
kristal sempurna. Batuan ini dicirikan dengan komposisi kristal berukuran
besar/kasar (faneritik), mudah dibedakan secara mata telanjang (Megaskopis).
Plutonik diambil dari nama Dewa Bangsa Yunani kuno, dewa penguasa bumi.
Contoh : Granit, Diorit dan Gabro.
2.
Batuan Korok / Batu Beku Gang
Batuan beku korok/gang: adalah batuan beku
yang terbentuk di korok atau celah kerak bumi sebelum magma sampai ke permukaan
bumi. Prosesnya agak cepat, sehingga struktur kristalnya kurang sempurna.
Contoh : Granit Profir, Liparit,
Diorit Fosfir.
3. Batuan Leleran/ Batu Beku Luar
Batuan
yang terbentuk sebagai akibat magma/lava yang mengalir ke permukaan bumi
kemudian mendingin dan membeku dengan cepat, dicirikan dengan komposisi kristal
sangat halus (Amorf)
Contoh
:
Basal, andesit, obsidian, scoria,
batu apung (pumice).
BATUAN
SEDIMEN / ENDAPAN / SEDIMENTARY ROCK
Batuan yang terbentuk sebagai akibat pengendapan
material yang berasal dari pecahan bongkahan batuan yang hancur karena proses
pelapukan yang kemudian terangkut (tertransportasi) oleh air, angin
atau es dan terakumulasi dalam suatu tempat (cekungan) kemudian termampatkan
(compacted) menjadi satu lapisan batuan yang baru. Batuan sedimen mempunyai
ciri berlapis, sebagai akibat terjadinya perulangan pengendapan.
Berdasarkan
tenaga pengangkutnya batuan sedimen dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
•
Batuan Sedimen Aeris/Aeolis :
berasal
dari pengendapan butir-butir batuan oleh angin.
Ex
: tanah loss, tanah tuf.
•
Batuan Sedimen Glasial :
berasal
dari pengendapan butir-butir batuan oleh gletser
Ex
: Moraine/ batuan morena
•
Batuan Sedimen Aquatis :
berasal
dari pengendapan butir-butir batuan oleh air sungai, danau, atau air hujan.
Ex
: Breksi, Konglomerat, Batu Pasir
BATUAN
MALIHAN / METAMORF
Batuan
malihan terbentuk karena terjadinya penambahan suhu atau penambahan
tekanan yang tinggi dan terjadi secara bersamaan pada batuan sedimen atau
batuan beku. Ex : Batu Marmer, Batu Sabak, Kuarsit.
Batuan Metamorf Dibedakan menjadi 3
yaitu :
1) Metamorf kontak:
Terbentuk
akibat suhu yg sangat tinggi.
Contoh : Batuan yg letaknya dekat dg dapur magma,
seperti batuan kapur akan berubah menjadi batu marmer/pualam.
Tumpukan vegetasi / fosil tumbuhan akan berubah
menjadi batu bara.
2) Metamorf dinamo/ kinetis:
Terbentuk akibat tekanan kuat dalam waktu lama.
Contoh : Batu sabak (Slate)
3) Metamorf Pneumatolitis Kontak:
Terbentuk akibat pengaruh panas dan kemasukan unsur
lain, seperti gas fluor dan borium.
Contoh : kuarsa dan gas borium berubah menjadi tourmaline, kuarsa dengan gas florin menjadi topaz (permata kuning).
Contoh : kuarsa dan gas borium berubah menjadi tourmaline, kuarsa dengan gas florin menjadi topaz (permata kuning).
PEMBENTUKAN
MUKA BUMI
Diatropisme
: Pembentukan kembali kulit bumi sehingga tercipta gunung, lembah, lipatan dan
sesar atau retakan.
Diatropisme dibagi menjadi 2 :
1. Epirogenesa :
Pengangkatan daratan/Lempeng benua pada wilayah yang luas dengan laju
lambat .
Epirogenesa
dibedakan menjadi 2 :
- Epirogenesa positif, yaitu gerakan yang
mengakibatkan turunnya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan air laut
terlihat naik.
Contoh : akibat dari tenaga epirogenesa positif
adalah turunnya pulau-pulau di Indonesia Bagian Timur
- Epirogenesa negatif,
yaitu gerakan yang mengakibatkan naiknya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan
air laut terlihat turun.
Contoh akibat dari tenaga epirogenesa negatif adalah
pengangkatan benua Asia.
2.
Orogenesa : pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat
dan meliputi wilayah yang sempit. Tektonik Orogenesa
biasanya disertai proses pelengkungan (Warping), lipatan (Folding),
patahan (Faulting) dan retakan (Jointing). Ex : Deretan
Pegunungan Mediterania
SESAR
Sesar/Patahan/Fault
adalah
bentuk-bentuk alam di permukaan bumi sebagai akibat adanya proses pematahan
pada lapisan kulit bumi sehingga batuan sebelah bergeser satu sama lain.
Lembah
akibat turunnya salah satu blok batuan disebut slenk atau
graben.
Blok
yang menyembul ke atas
disebut horst
- Sesar
Naik (Thrust fault atau Reverse
fault)
- Sesar
Turun (Normal fault)
- Sesar
Mendatar (Strike slip fault atau Transcurent
fault atau Wrench fault)
- Sesar Diagonal (Oblique atau diagonal fault)
ATMOSFER
Struktur Vertikal Atmosfer
1.Lapisan troposfer
Gejala cuaca (awan, petir, topan, badai, dan hujan) terjadi di lapisan ini. Suhu udara pada permukaan air laut sekitar 27 derajat Celcius dan semakin naik ke atas, suhu semakin turun. Setiap kenaikan 100m suhu berkurang sekitar 0,61 derajat Celsius.
Contoh :
Berapakah suhu udara di Kota Wonosobo yang memiliki ketinggian 800 mdpl?
800 m
= 26,3°C – { 0,65°C x――― }
100 m
= 26,3°C – { 0,65°C x 8 }
= 26,3°C – 5,2°C
= 21,1°C
Berapakah suhu udara di Kota Wonosobo yang memiliki ketinggian 800 mdpl?
800 m
= 26,3°C – { 0,65°C x――― }
100 m
= 26,3°C – { 0,65°C x 8 }
= 26,3°C – 5,2°C
= 21,1°C
Pada lapisan ini terjadi peristiwa cuaca seperti hujan,
angin, musim salju, kemarau, dan sebagainya.`terletak di atasnya (dapat melalui
konduksi, konveksi, adveksi, dan turbulensi), serta ada proses kondensasi dan sublimasi yang
dilepaskan oleh uap air atmosfer.
∗Konduksi : proses pemanasan secara merambat atau bersinggungan.
∗Konveksi : proses pemanasan secara vertikal.
∗Adveksi: proses pemanasan secara horizontal.
∗Turbulensi : proses pemanasan secara tidak beraturan.
∗Kondensasi : proses pendinginan yang mengubah wujud uap air menjadi air.
∗Sublimasi : proses perubahan wujud es menjadi uap air.
Lapisan stratosfer
Lapisan atmosfer di atas tropopause merupakan lapisan inversi, artinya suhu udara bertambah tinggi (panas) seiring dengan naiknya ketinggian. Disebut juga lapisan isothermis. Kenaikan suhu ini disebabkan oleh lapisan ozonosfer yang menyerap radiasi ultraviolet dari matahari. Bagian atas stratosfer dibatasi oleh permukaan diskontinuitas suhu yang disebut stratopause. Stratopause terletak pada ketinggian 60 km dengan suhu 0°C.
∗Konduksi : proses pemanasan secara merambat atau bersinggungan.
∗Konveksi : proses pemanasan secara vertikal.
∗Adveksi: proses pemanasan secara horizontal.
∗Turbulensi : proses pemanasan secara tidak beraturan.
∗Kondensasi : proses pendinginan yang mengubah wujud uap air menjadi air.
∗Sublimasi : proses perubahan wujud es menjadi uap air.
Lapisan stratosfer
Lapisan atmosfer di atas tropopause merupakan lapisan inversi, artinya suhu udara bertambah tinggi (panas) seiring dengan naiknya ketinggian. Disebut juga lapisan isothermis. Kenaikan suhu ini disebabkan oleh lapisan ozonosfer yang menyerap radiasi ultraviolet dari matahari. Bagian atas stratosfer dibatasi oleh permukaan diskontinuitas suhu yang disebut stratopause. Stratopause terletak pada ketinggian 60 km dengan suhu 0°C.
2. Lapisan mesosfer
Adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga lapisan keempat, termosfer. Udara yang di sini akan mengakibatkan pergeseran berlakudengan objek yang datng dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi terbakar lapisan ini. Kurang lebih 25 mil atau 40km di atas permukaan bumi, saat suhunya berkurang dari 290 K hingga 200 K, terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, hingga menjadi sekitar -143°C (dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km di atas permukaan bumi). Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Antara lapisan Mesosfer dan lapisan Atmosfer terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause.
Adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga lapisan keempat, termosfer. Udara yang di sini akan mengakibatkan pergeseran berlakudengan objek yang datng dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi terbakar lapisan ini. Kurang lebih 25 mil atau 40km di atas permukaan bumi, saat suhunya berkurang dari 290 K hingga 200 K, terdapat lapisan transisi menuju lapisan mesosfer. Pada lapisan ini, suhu kembali turun ketika ketinggian bertambah, hingga menjadi sekitar -143°C (dekat bagian atas dari lapisan ini, yaitu kurang lebih 81 km di atas permukaan bumi). Suhu serendah ini memungkinkan terjadi awan noctilucent, yang terbentuk dari kristal es. Antara lapisan Mesosfer dan lapisan Atmosfer terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause.
3.
Lapisan termosfer
Lapisan ini terletak pada ketinggian 85-300 km yang ditandai dengan kenaikan suhu dari -100°C sampai ratusan bahkan ribuan derajat.
Bagian atas lapisan atmosfer dibatasi oleh termopause yang meluas dari ketinggian 300- 1000 km.
Lapisan ini terletak pada ketinggian 85-300 km yang ditandai dengan kenaikan suhu dari -100°C sampai ratusan bahkan ribuan derajat.
Bagian atas lapisan atmosfer dibatasi oleh termopause yang meluas dari ketinggian 300- 1000 km.
4. Lapisan Ionosfer
Lapisan Ionosfer terbentuk akibat reaksi kimia
merupakan lapisan pelindung bumi dari batu meteor yang berasal dari luar
angkasa karena ditarik oleh gravitasi bumi. Pada lapisan Ionosfer ini, batu meteor terbakar dan
terurai. Jika ukurannya sangat besar dan tidak habis terbakar di lapisan udara Ionosfer ini, maka akan jatuh sampai
ke permukaan bumi yang disebut Meteorit.
Fenomena aurora yang
dikenal juga dengan cahaya utara atau cahaya selatan terjadi pada lapisan ini.
Pengertian Lapisan Termosfer sebagai Lapisan Atmosfer
5. Lapisan Termosfer
Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75
km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi,
oleh karenanya lapisan ini sering juga disebut lapisan ionosfer. Molekul
oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul
oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan
menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan
meningkat dengan meningkatnya ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan
lagi, yaitu :
1. Lapisan Ozon Terletak
antara 80 – 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat terjadinya
proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan Ozon mempunyai
sifat memantulkan gelombang radio. Suhu udara di sini berkisar – 70° C sampai
+50° C .
2. Lapisan udara F Terletak antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan
juga lapisan udara appleton.
3. Lapisan udara atom Pada lapisan ini, materi-materi berada dalam
bentuk atom. Letaknya lapisan ini antara 400 – 800 km. Lapisan ini menerima
panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200° C .
6. Lapisan Eksosfer
Eksosfer adalah lapsan bumi yang terletak paling luar. Pada
lapisan ini terdapat refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga dikenal sebagai cahaya
Zodiakal.
KELEMBABAN UDARA
Kelembaban nisbi (RH) mempunyai dua pengertian, yaitu:
a. Perbandingan
jumlah uap air yang ada secara nyata (actual) dengan jumlah uap air maksimum
yang mampu dikandung oleh setiap unit volume udara dalam suhu yang sama.
Contoh:
Dalam suhu 200C, kemampuan maksimum udara
menampung uap air adalah 25 gr/m3. Berdasarkan hasil pengukuran
secara langsung, diketahui kandungan uap air dalam udara adalah 20 gr/m3.
Untuk mencari kelembaban nisbinya digunakan rumus:
RH = e/E x 100%
RH = 20/25 x 100%
RH = 80 %
RH = kelembapan nisbi dalam persen
e = kandungan uap air hasil pengukuran
secara langsung
E = kemampuan maksimal udara dapat
menampung uap air
b. Banyaknya tekanan uap
yang ada secara nyata (actual) dengan tekanan uap maksimum pada suhu yang sama.
Contoh:
Tekanan uap maksimum pada suhu 150 adalah 1.000 mb (E), sedangkan tekanan
uap hasil pengukuran (e) adalah 800 mb, maka kelembaban nisbi di daerah itu
adalah;
RH = e/E x 100% = 800/1000 x 100% = 80%
Kelembapan relative diukur dengan alat yang disebut
Higrometer atau Psychrometer Asmann.
HIDROSFER
Berdasarkan alurnya, siklus hidrologi dibedakan
menjadi 3, yaitu :
1.
Siklus pendek/kecil : air menguap karena adanya
penyinaran matahari, mengalami pengembunan (kondensasi), menjadi awan dan jatuh
sebagai hujan di laut.
2.
Skilus sedang : air menguap karena adanya penyinaran
matahari, mengalami kondensasi, terbawa angin, membentuk awan di atas
daratan, jatuh sebagai hujan lalu masuk ke tanah dan sebagian masuk
ke sungai dan kembali lagi ke laut.
Siklus panjang/besar : air laut menguap karena adanya
penyinaran matahari, menjadi gas, membentuk kristal-kristal es di atas
laut, terbawa angin hingga ke dataran tinggi, jatuh sebagai salju,
mencair menjadi gletser, masuk ke sungai dan kembali lagi ke
Istilah-istilah Dalam Siklus Hidrologi
a.
Evaporasi : Penguapan benda abiotik dan
merupakan proses perubahan wujud air menjadi gas.
b.
Transpirasi : Proses pelepasan uap air
dari tumbuh-tumbuhan melalui stomata atau mulut daun.
c.
Evapotranspirasi : proses gabungan antar
evaporasi dan transpirasi.
d.
Kondensasi : Proses perubahan wujud dari
uap air menjadi air akibat pendinginan
e.
Presipitasi : Segala bentuk curahan atau
hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, salju dan es.
f.
Run
off (Aliran permukaan) : Pergerakan air di atas permukaan tanah melalui
sungai dan anak sungai.
g.
Infiltrasi : Peresapan atau pergerakan
air ke dalam tanah melalui pori-pori tanah.
h.
Perkolasi : Peresapan air ke dalam
tanah, dari lapisan tanah yang lebih tinggi ke lapisan yang lebih rendah.
Sungai menurut jumlah airnya dibedakan :
1. Sungai Permanen -
yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai
jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan.
Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
2. Sungai Periodik -
yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim
kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa
misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan
sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.
3. Sungai Intermittent atau sungai episodik - yaitu sungai yang pada
musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai
jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba.
4. Sungai Ephemeral -
yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya
sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan
sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
Sungai menurut genetiknya dibedakan :
1. Sungai Konsekwen yaitu sungai yang arah
alirannya searah dengan kemiringan lereng
2. Sungai Subsekwen yaitu sungai yang aliran
airnya tegak lurus dengan sungai konsekwen
3. Sungai Obsekwen yaitu anak sungai subsekwen
yang alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekwen
4. Sungai Insekwen yaitu sungai yang
alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng daratan
5. Sungai Resekwen yaitu anak sungai
subsekwen yang alirannya searah dengan sungai konsekwen
INDUSTRI
Pengertian industri dan penggolongannya
1. Pengertian Industri
a. Dalam arti sempit :
Dalam arti sempit, industri adalah usaha manusia mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
b. Industri dalam arti luas
Dalam arti luas, sebagaimana terdapat pada Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, yang dimaksud Industri adalah Kegiatan ekonomi yang mengolah bahan menta, bahan baku, barang jadi, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang nilai yang lebih tinggi untuk penggunanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
1. Pengertian Industri
a. Dalam arti sempit :
Dalam arti sempit, industri adalah usaha manusia mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
b. Industri dalam arti luas
Dalam arti luas, sebagaimana terdapat pada Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, yang dimaksud Industri adalah Kegiatan ekonomi yang mengolah bahan menta, bahan baku, barang jadi, barang setengah jadi dan atau barang jadi menjadi barang nilai yang lebih tinggi untuk penggunanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Dari pengertian industri secara luas, ditemukan istilah
yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Kegiatan ekonomi adalah aktivitas manusia yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang bertujuan menghasilkan barang dan jasa.
b. Bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya alam dan yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut. Misalnya, kapas, untuk industri tekstil, batu kapur untuk industri semen, dan kayu gelondongan untuk industri mebel.
c. Bahan baku industri adalah bahan mentah yang diolah atau tidak diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri. Misalnya kayu olahan untuk industri mebel, lembaran besi baja untuk industri pipa dan benang (kapas yang telah dipintal untuk industri garmen atau tekstil.
d. Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau bahan baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses industri yang dapat diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. Misalnya, lembaran kain dibuat industri pakaian; kerangka mebel untuk industri meja dan kursi; lembaran kertas untuk buku tulis, majalah, Koran, dan industri barang-barang cetakan.
e. Barang jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk konsumsi akhir ataupun siap dipakai sebagai alat produksi. Misalnya industri pakaian jadi (celana, baju, dan jaket); industri mebel (meja kursi, dan lemari); industri semen ; industri minyak goring.
f. Kegiatan rancang bangun adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan perencanaan pendirian industri atau pabrik secara keseluruhan atau bagian-bagiannya.
g. Perekayasaan industri adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan perancangan atau pembuatan mesin atau peralatan pabrik dan peralatan industri lainnya.
h. Mengolah menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi, untuk penggunannya. Maksudnya menjadikan barang bernilai lebih tinggi baik secara ekonomi maupun pemanfaatannya. Termasuk dalam kegiatan ini adalah perusahaan yang melakukan kegiatan jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling).
a. Kegiatan ekonomi adalah aktivitas manusia yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang bertujuan menghasilkan barang dan jasa.
b. Bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya alam dan yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut. Misalnya, kapas, untuk industri tekstil, batu kapur untuk industri semen, dan kayu gelondongan untuk industri mebel.
c. Bahan baku industri adalah bahan mentah yang diolah atau tidak diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri. Misalnya kayu olahan untuk industri mebel, lembaran besi baja untuk industri pipa dan benang (kapas yang telah dipintal untuk industri garmen atau tekstil.
d. Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau bahan baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses industri yang dapat diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. Misalnya, lembaran kain dibuat industri pakaian; kerangka mebel untuk industri meja dan kursi; lembaran kertas untuk buku tulis, majalah, Koran, dan industri barang-barang cetakan.
e. Barang jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap pakai untuk konsumsi akhir ataupun siap dipakai sebagai alat produksi. Misalnya industri pakaian jadi (celana, baju, dan jaket); industri mebel (meja kursi, dan lemari); industri semen ; industri minyak goring.
f. Kegiatan rancang bangun adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan perencanaan pendirian industri atau pabrik secara keseluruhan atau bagian-bagiannya.
g. Perekayasaan industri adalah kegiatan industri yang berhubungan dengan perancangan atau pembuatan mesin atau peralatan pabrik dan peralatan industri lainnya.
h. Mengolah menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi, untuk penggunannya. Maksudnya menjadikan barang bernilai lebih tinggi baik secara ekonomi maupun pemanfaatannya. Termasuk dalam kegiatan ini adalah perusahaan yang melakukan kegiatan jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling).
Secara umum, syarat
berdirinya suatu industri antara lain sebagai berikut :
a. tersedia bahan mentah atau bahan baku
b. tersedia tenaga kerja, baik tenaga ahli maupun tenaga di bidang produksi.
c. Tersedia pasar (konsumen) baik di dalam negeri maupun di luar negeri
d. Tersedia modal usaha
e. Tersedia jaringan transportasi dan komunikasi yang memadai
f. Stabilitas yang mantap
g. Kemauan kerja keras dari masyarakat.
a. tersedia bahan mentah atau bahan baku
b. tersedia tenaga kerja, baik tenaga ahli maupun tenaga di bidang produksi.
c. Tersedia pasar (konsumen) baik di dalam negeri maupun di luar negeri
d. Tersedia modal usaha
e. Tersedia jaringan transportasi dan komunikasi yang memadai
f. Stabilitas yang mantap
g. Kemauan kerja keras dari masyarakat.
Berdasarkan bahan baku
industri dibagi menjadi :
1) Industri ekstraktif
Suatu industri yang bahan bakunya diambil dari alam langsung.
Industri ekstraktif terbagi lagi menjadi :
v Industri reproduksi
v Industri manufaktur
2). Industri Non – ekstraktif
Yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh secara langsung dari alam.
3). Industri Fasilitatif
Industri ini disebut industri jasa, karena bergerak dalam bidang pelayanan jasa fasilitatif
1) Industri ekstraktif
Suatu industri yang bahan bakunya diambil dari alam langsung.
Industri ekstraktif terbagi lagi menjadi :
v Industri reproduksi
v Industri manufaktur
2). Industri Non – ekstraktif
Yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh secara langsung dari alam.
3). Industri Fasilitatif
Industri ini disebut industri jasa, karena bergerak dalam bidang pelayanan jasa fasilitatif
Berdasarkan hasil produksi
dibedakan menjadi :
1) Industri berat
Industri ini menghasilkan mesin-mesin alat produksi bahan baku dan bahan penolong.
2). Industri ringan
Industri ringan merupakan industri yang menghasilkan barang-barang jadi.
3) Industri Campuran
Industri campuran merupakan industri yang membuat lebih dari satu barang karena hasilnya diperlukan.
Berdasarkan produktifitas perorangan
Industri ini digolongkan menjadi 3, yaitu :
1) Industri primer
Industri tanpa mengolah lebih lanjut
2) Industri Sekunder
Industri yang bentuk pengolahannya lebih lanjut
3) Industri Tersier
Industri yang berkaitan dengan jasa pelayanan yang luas.
Industri ini menghasilkan mesin-mesin alat produksi bahan baku dan bahan penolong.
2). Industri ringan
Industri ringan merupakan industri yang menghasilkan barang-barang jadi.
3) Industri Campuran
Industri campuran merupakan industri yang membuat lebih dari satu barang karena hasilnya diperlukan.
Berdasarkan produktifitas perorangan
Industri ini digolongkan menjadi 3, yaitu :
1) Industri primer
Industri tanpa mengolah lebih lanjut
2) Industri Sekunder
Industri yang bentuk pengolahannya lebih lanjut
3) Industri Tersier
Industri yang berkaitan dengan jasa pelayanan yang luas.
Wilayah Pusat pertumbuhan Industri (WPPI)
WPPI
adalah suatu bentang alam yang terdiri atas beberapa daerah yang memiliki
potensi untuk tumbuh dan berekembangnya kegiatan industri dan memiliki
keterkaitan ekonomi yang bersifat dinamis karena didukung oleh sistem
perkembangan yang mantap. Zone industri adalah wilayah dalam WPPI.
Kawasan Industri Indonesia terbagi ke dalam delapan Wlayah
Pusat Pertumbuhan Industri ( WPPI) sebagai berikut :
a. WPPI Sumatra bagian
Utara berlandaskan potensi sumber daya alam
b. WPPI Sumatra bagian selatan ( termasuk Banten ) berdasarkan potensi ekonomi batu bara, minya bumi, timah, dan mineral industri, seperti kapur, dan kaolin.
b. WPPI Sumatra bagian selatan ( termasuk Banten ) berdasarkan potensi ekonomi batu bara, minya bumi, timah, dan mineral industri, seperti kapur, dan kaolin.
c. WPPI Jawa dan Bali
(tanpa Banten) berlandaskan pada pasaran yang baik, tenaga kerja yang terampil,
sumber energi, dan system pertanian yang maju.
d. WPPI Kalimantan bagian Timur berlandaskan pada potensi gas dan batu bara.
d. WPPI Kalimantan bagian Timur berlandaskan pada potensi gas dan batu bara.
e. WPPI Sulawesi
berlandaskan pada potensi pertanian, perikanan, nikel, aspal, kapur, dan kayu.
f. WPPI Batam dan
Kalimantan Barat berlandaskan pada letak strategis, potensi hasil laut, dan
gas alam
g. WPPI Indonesia
Timur bagian selatan, berlandaskan potensi sumber daya alam, buidaya dan
tenaga trampil untuk industri kecil
h. WPPI Indonesia
Timur bagian Utara, berlandaskan pada potensi hasil laut, hutan dan
mineral.
REVOLUSI INDUSTRI EROPA
Inggris
merupakan salah satu negara maju di dunia. Sejak digulirkannya revolusi
industri di Inggris, perekonomiannya semakin berkembang. Sektor perekonomian
penting di Inggris antara lain: industri, pertambangan, pertanian, peternakan,
perikanan.
Pada sektor
industri, Inggris telah lama berkembang dan termasuk Negara terkemuka di Eropa.
Jenis industri penting dan merupakan produk ekspor Inggris, yaitu baja, kapal
laut, mobil, kereta api, tekstil, pesawat terbang, alat pertanian, barang
elektronika.
Beberapa
industri yang ada di Inggris sebagai berikut:
Industri berat (wilayah black country) berpusat di Birmingham.
Industri lokomotif (Glasgow)
Galangan (Peasly, Greenock, New Caste, London)
Industri mobil dan pesawat terbang (London,
Birmingham, Oxford)
Industri kimia (London)
Industri ban (Birmingham)
Industri elektronik, alat rumah tangga
(London, Leeds, Sheffield)
Industri tekstil (Lancashire, Glasgow,
Manchester) bahan dasar kapal diimpor dari AS, Brazil, India, Mesir, Sudan,
Afrika Selatan.
Industri wol (Bradford, Leeds)
Industri Sutra tiruan (Yorkshire dan
Lancashire)
PENGINDERAAN
JAUH
Penginderaan jauh/inderaja atau PJ bukan pajak
jadian loohh :D adalah :
• Lillesand
and Keifer : Ilmu,
teknik dan seni untuk mendapatkan informasi tentang obyek, wilayah atau gejala
dengan cara menganalisis data yang diperoleh dari suatu alat tanpa berhubungan
langsung dengan obyek, wilayah atau gejala yang sedang dikaji.
• Citra adalah gambaran suatu gejala di permukaan bumi
sebagai hasil pemotretan/perekaman menggunakan kamera/sensor. Ex : Foto Udara
Jenis data dalam PJ dibedakan
menjadi 2 yaitu :
• Data visual : gambar foto melalui proses kimiawi menghasilkan citra
fotografi
• Data Digital : numerik/angka-angka melalui pengolahan data menggunakan software
komputer ilwis/Ermapper menghasilkan citra non fotografi.
UNSUR
INTERPRETASI CITRA
1.
WARNA DAN RONA
Warna merupakan ujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum
sempit.
Rona (grey tone) adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek
pada citra.
2. Bentuk merupakan variabel kualitatif yang
memerikan konfigurasi atau kerangka suatu obyek (Lo, 1976). Bentuk
merupakan atribut yang jelas sehingga banyak obyek yang dapat dikenali
berdasarkan bentuknya saja.
Contoh :
Gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf I, L, U atau empat persegi panjang
3.
Ukuran merupakan pelengkap dari sebuah objek berupa
jarak, luas, tinggi dan volume
Contoh : Ukuran sebuah rumah pemukiman bila di lihat pada foto udara umumnya
lebih kecil bila di bandingkan sebuah kantor atau industri.
4.
Tekstur adalah frekuensi
perubahan rona pada citra (Lillesand dan Kiefer, 1979). Tekstur sering
dinyatakan dengan kasar/halus.
ex : hutan
dengan kanopinya menciptakan tekstur kasar, permukaan air yang tenang
bertekstur halus.
5. Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan
manusia dan bagi beberapa objek alamiah.
Contoh : Pola
kebun dan hutan yang di budidayakan oleh manusia mempunyai jarak tanam yang
teratur sedangkan hutan alami mempunyai pola yang tidak teratur.
6. Bayangan obyek yang mempunyai ketinggian atau tingkat
kemiringan dapat diketahui dengan lebih jelas dengan adanya bayangan.
7. Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain
di sekitarnya.
Contoh : permukiman pada
umumnya memanjang menghadap ke jalan. Persawahan, banyak terdapat di daerah
dataran rendah, dan sebagainya.
8. Asosiasi keterkaitan antara satu obyek dengan obyek yang
lain.
Contoh : bila suatu obyek dimungkinkan
adalah sebuah sekolahan dengan bentuk (I/L/U/segi empat memanjang) akan lebih
meyakinkan lagi apabila di dekat obyek tersebut terdapat obyek lapangan olah
raga.
9. Konvergensi BUKTI : keterkaitan antar berbagai unsur interpretasi untuk membuktikan
kebenaran/fakta dari sebuah obyek.
Contoh
: lihat LKS halaman 53
Contoh
lain :
Bentuk : Segi
Empat (Sawah, Lapangan, Kantor, Perumahan)
Pola : Teratur bergerombol (Sawah, Kantor,
Perumahan)
Warna : Kecoklatan (kemungkinan atap :
Kantor/perumahan)
Ukuran : ±
6x12m (bisa dipastikan perumahan rss)
SIG
(SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS)
1. Pengertian
SIG
Pengertian SIG antara lain sebagai
berikut:
a. Sistem
Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk
menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografi. SIG dirancang untuk
mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena karena
lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau-kritis untuk
dianalisis. Oleh karena itu, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat
kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografi, yaitu masukan, manajemen
data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi cara, serta
keluaran (Aronaff, 1989).
b. Sistem
Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk
menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografi (Petrus Paryono).
c. Sistem
Informasi Geografis adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi
data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan
perangkat lunak yang berfungsi untuk akuisisi (perolehan) dan verifikasi,
kompilasi, penyimpanan, perubahan dan updating, manajemen dan
pertukaran, manipulasi, pemanggilan dan presentasi, serta analisis
(Bernhardsen, 1992).
Karena merupakan
suatu sistem, informasi geografis terdiri dari 4 subsistem pokok, yaitu
subsistem masukan (data input), penyajian (data output, penyimpanan (data
management), serta pengolahan dan pengkajian (data manipulation and analysis).
1) Subsistem
Masukan
Fungsi dari
subsistem ini adalah mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan
atribut dari berbagai sumber. Selain itu, subsistem ini bertanggung jawab dalam
melakukan konversi atau melakukan transformasi formal. Data-data asli ke dalam
format yang dapat digunakan oleh SIG.
2) Subsistem
Penyimpanan
Fungsi dari
subsistem ini adalah mengorganisasikan data, baik data spasial maupun data
atribut ke dalam basis data (bank data). Penyimpanan dengan cara demikian
mempermudah dalam pemanggilan, pengeditan dan pembaharuan data.
3) Subsistem
Pengolahan dan Pengkajian
Fungsi dari
subsistem ini adalah menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh
SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan pengolahan dan pemodelan data
untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
4) Subsistem
Penyajian
Fungsi dari
subsistem ini adalah menampilkan data dan hasil dari pengolahannya, baik
sebagian maupun seluruhnya. Data dan hasil pengolahannya tersebut ditampilkan
antara lain dalam bentuk tabel, grafik, dan peta (khususnya peta digital).
2. Komponen SIG
Subsistem dalam SIG
saling berhubungan satu sama lain dan terintegrasi dengan sistem-sistem
komputer. SIG terdiri atas 4 komponen pokok, yaitu data, perangkat keras,
perangkat luak, dan manajemen.
a. Data
Data dalam SIG terdiri atas dua
jenis, yaitu data spasial dan data atribut
1) Data Spasial
Data spasial adalah data grafis
yang mengidentifikasikan kenampakkan lokasi geografi berupa titik garis, dan
poligon. Data spasial diperoleh dari peta yang disimpan dalam bentuk digital
(numerik).
a) Titik
Sebuah titik dapat menggambarkan
objek geografi yang berbeda-beda menurut skalanya. Sebuah titik menggambarkan
kota jika pada peta skala kecil, tetapi menggambarkan objek tertentu yang lebih
spesifik dalam wilayah kota, misalnya pasar, jika pada peta skala besar.
b) Garis
Sebuah garis juga dapat
menggambarkan objek geografi yang berbeda-beda menurut skalanya. Sebuah garis
menggambarkan jalan atau sungai pada peta skala kecil, tetapi menggambarkan
batas wilayah administratif pada peta skala besar.
c) Area
Seperti halnya titik dan garis,
area juga dapat menggambarkan objek yang berbeda menurut skalanya. Area dapat
menggambarkan wilayah hutan atau sawah pada peta skala besar.
2) Data atribut
Data atribut adalah data yang
berupa penjelasan dari setiap fenomena yang terdapat di permukaan bumi. Data
atribut berfungsi untuk menggambarkan gejala topografi karena memiliki aspek
deskriptif dan kualitatif. Oleh karena itu, data atribut sangat penting dalam
menjelaskan seluruh objek geografi. Contohnya, atribut kualitas tanah terdiri
atas status kepemilikan lahan, luas lahan, tingkat kesuburan tanah dan
kandungan mineral dalam tanah.
b. Perangkat Keras
Perangkat keras (hardware)
adalah perangkat-perangkat fisik yang digunakan dalam sistem komputer.
Perangkat keras yang dibutuhkan dalam pengoperasian SIG adalah seperangkat
komputer yang terdiri atas central processing unit (CPU), monitor, printer, plotter, disket, hard
disk, magnetic tape, digitizer, keyboard dan scanner.
c. Perangkat Lunak
Perangkat iunak
(software) adalah program yang digunakan untuk mengoperasikan SIG. Beberapa
program yang dapat digunakan antara lain ArcInfo, ArcView, ERDAS, dan ILWIS.
d. Manajemen
Manajemen merupakan
perangakat dalam SIG yang terdiri atas sumber daya manusia. Suatu proyek SIG
akan berhasil jika dilakukan dengan manajemen yang baik. Oleh karena itu, SIG
harus dikerjakan oleh orang-orang yang tepat, yang memiliki keahlian dalam
bidang SIG sesuai dengan tingkatannya.
Manusia sebagai
pengguna SIG memiliki tingkatan kemampuan yang berbeda-beda. Mulai dari tingkat
spesialis yang mendesain dan memelihara sistem hingga pengguna SIG. Namun,
secara umum orang-orang yang terlibat dalam SIG dibedakan menjadi tiga, yaitu
staf operasional yang meliputi pengguna akhir, staf profesional teknik yang
meliputi atialis dan programer, serta manajer yang bertanggung jawab atas SIG
secara keseluruhan.
B. Tahapan
Kerja SIG
SIG dapat
mempresentasikan dunia nyata ke dalam layar monitor komputer. Oleh karena itu,
SIG sama halnya dengan lembaran peta yang mempresentasikan dunia nyata di atas
kertas, meslcipun SIG melalui komputerisasi memiliki kelebihan-kelebihan
tertentu dibandingkan dengan peta. Akan tetapi, sebuah peta dapat disebut SIG
karena juga menginformasikan data-data dalam ruang, khususnya muka bumi.
Sebagai sebuah
sistem, tahapan kerja dalam SIG meliputi masukan data, manipulasi dan analisis
data, serta penyajian data.
1. Masukan Data
Masukan data
merupakan fasilitas dalam SIG yang dapat digunakan untuk memasukkan data dar
mengubah data asli ke dalam bentuk yang dapat diterima dan dapat dipakai dalam
SIG. Masukan data terdiri atas sumber data dan proses memasukkan data.
a. Sumber Data
Sumber data yang
dapat digunakan dalam masukan data antara lain data penginderaan jauh, data
teristris, dan data peta.
1) Data
Pengindraan Jauh
Data pengindraan
jauh berupa citra, baik citra foto maupun nonfoto. Apabila sumber data berupa
foto udara, harus diolah terlebih dahulu dengan cara interpretasi, kemudian
disajikan dalam bentuk peta. Namun apabila berupa citra satelit yang sudah
dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah dilakukan koreksi
seperlunya.
2) Data
Teristris
Data teristris
adalah data yang diperoleh langsung dari pengukuran lapangan, antara lain pH
tanah, salinitas air, curah hujan, dan persebaran penduduk. Data teristris
dapat disajikan dalam bentuk peta, tabel, grafik, atau hasil perhitungan saja.
3) Data Peta
Data peta adalah
data yang sudah dalam bentuk peta yang siap digunakan. Guna keperluan SIG
melalui komputerisasi, data-data dalam peta dikonversikan ke dalam bentuk
digital.
Sebuah peta harus
benar-benar mempresentasikan sebagian atau seluruh permukaan bumi. Oleh karena
itu, sebuah peta harus memenuhi syarat-syarat berikut ini:.
a) Jarak
antar titik pada peta harus sesuai dengan jarak antar titik sesungguhnya di
permukaan bumi.
b) Luas wilayah
pada peta harus sesuai dengan luas wilayah sesungguhnya.
c) Sudut atau
arah sebuah garis pada peta harus sesuai dengan sudut atau arah yang sesungguhnya
di permukaan bumi.
d) Bentuk
sebuah objek pada peta harus sesuai dengan bentuk yang sesungguhnya di
permukaan bumi.
b. Proses
Pemasukan Data
1) Data Spasial
Guna memasukkan data
spasial ke dalam SIG dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu digitasi dan
penyiaman (scanning).
a) Digitasi
Kegiatan digitasi merupakan
pekerjaan yang banyak menyita waktu karena
dapat menghabiskan waktu hingga 60% dari keseluruhan waktu pemrosesan data sampai dengan
pengambilan keputusan.
Oleh karena itu,
proses ini merupakan hambatan bagi penyelesaian seluruh proses dalam SIG.
Proses digitasi terdiri atas empat tahap, yaitu berikut ini.
(1) Penyiapan
peta yang akan didigitasi.
Peta yang akan
didigitasi terlebih dahulu harus dalam keadaan baik dan benar. Artinya, peta
merupakan lembar bidang datar tanpa bekas lipatan, tidak sobek, dan harus
jelas.
(2) Menentukan
koordinat peta.
Pencatatan koordinat
pada meja digitasi mempunyai satuan milimeter. Jika data yang akan didigitasi
berupa peta, koordinat digitasi harus ditransformasikan sesuai dengan koordinat
peta dan skala harus diubah dari satuan milimeter ke meter.
Guna melakukan transformasi
ini minimal ada tiga arah titik yang sudah diketahui kedudukannya di lapangan
dan harus ditransformasikan sebagai titik kontrol. Pengambilan ketiga titik
tersebut untuk mengontrol apabila terjadi pengerutan atau pembesaran objek yang
didigitasi. Oleh karena itu, peta yang didigitasi tidak boleh geser atau lepas
dari meja digitasi karena sistem koordinat pada meja digitasi telah disesuaikan
dengan sistem koordinat peta.
(3) Mengedit
data sebelum disimpan ke dalam data dasar
Pengeditan dilakukan
karena selalu terjadi kesalahan dalam proses digitasi. Kesalahan dalam proses
digitasi umumnya terjadi pada sambungan garis, garis yang terlalu panjang atau
terlalu pendek, kelolosan mencantumkan garis atau titik, pencatatan rangkap,
kesalahan kode, dan kesalahan lokasi.
Guna menghilangkan
kesalahan-kesalahan tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas
berikut ini.
(a) Fungsi
pembesaran (zoom) untuk pembesaran atau pengecilan penayangan.
(b) Penghapusan
titik akhir (delete
last point).
(c) Penghapusan
garis (delete line) untuk memperbaharui data.
(d) Pengancingan
(snap), yaitu pengaitan dan penyambungan segmen garis dengan segmen lainnya.
(e) Fungsi
pindah (move) untuk memindahkan letak titik ke lokasi baru.
(f) Fungsi
geometri.
(4) Memasukkan
atribut dengan kode
Atiibut yang dimasukkan untuk
melengkapi data dibuat dengan kode-kode tertentu (kodifikasi).
b) Penyiaman (scanning)
Memasukkan data
dengan alat penyiam dapat menghemat waktu. Penyiaman dapat dilakukan
menggunakan detektor elektronik yang dapat bergerak. Penyiaman yang terkenal
ialah penyiaman tabung (drum scanner) dan penyiaman datar (flatbed scanner).
Data spasial dapat dibedakan menjadi dua model,
yaitu model data raster dan model data vektor.
a) Model Data
Raster
Data raster adalah
data yang dibentuk oleh kumpulan sel atau pixel (picture element). Pixel adalah
bagian terkecil yang masih dapat digambarkan dalam sebuah citra. Setiap pixel
mempunyai referensi (koordinat) sendiri sebagai identitasnya dan mempunyai
nilai tertentu. Oleh karena itu data raster dapat menggambarkan objek geografi
yang mempunyai satuan luas karena ukuran raster berkaitan erat dengan ukuran
sebenarnya di lapangan. Data raster berdimensi dua sehingga mudah disimpan,
dimanipulasi, dan ditampilkan.
Perluas
penguasaan materi dari buku catatan, buku cetak maupun LKS
Semoga
dapat membantu dalam belajar.........JBUs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar